Langkah-Langkah Dalam Membuat Karya Tulis Ilmiah
Karya tulis merupakah bentuk karangan yang mengungkapkan ide, pikiran, dan perasaan penulisnya dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karya tulis yang digolongkan sebagai karya ilmiah merupakan karangan yang didasarkan pada kegiatan ilmiah.
Ciri-ciri khusus dari karya ilmiah, yaitu sebagai berikut :
Logis, yakni segala keterangan yang disajikan dapat diterima dengan akal sehat.
Sistematis, yakni segala yang dikemukakan disusun dalam urutan yang berkesinambungan.
Objektif, yakni disajikan apa adanya.
Tuntas, yakni semua masalah dikupas secara terperinci dan lengkap.
Kebenaranya dapat diuji.
Berlaku umum bagi semua populasi.
Memakai bahasa yang baku sesuai kaidah dalam bahasa.
Di dalam pembuatan karya ilmiah itu tak lepas dari rancangan dasar yaitu penyusunan struktur karya ilmiah itu harus benar dan urut....untuk itu saya berikan langkah-langkah dalam pembuatan karya tulis ilmiah yang baik dan benar.
Berikut ini merupakan Langkah-langkah ketika akan menyusun kerangka karya tulis ilmiah, antara lain :
Menentukan tema atau topik karya tulis.
Membatasi topik dan menentukan judul karya tulis.
Menentukan masalah serta tujuan penelitian.
Mendaftar gagasan atau hal-hal yang nantinya akan dikembangkan dalam karya tulis berdasarkan tema atau topik yang harus dipilih.
Menyusun kerangka karya tulis.
Sebuah karya tulis ilmiah terdiri atas tiga bagian berikut :
A. Bagian Awal
Halaman sampul luar (cover)
Halaman judul
Halaman pengesahan
Kata pengantar
B. Bagian Utama
Pendahuluan, disini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, dan tujuan penulisan.
Isi, disini berisi uraian lengkap dan terperinci dari tema atau masalah yang diungkapkan.
Penutup, berisi kesimpulan dari isi karya tulis.
C.Bagian Akhir
Daftar pustaka
Lampiran-lampiram
Untuk lebih lengkapnya, berikut sistematika penulisan karya ilmiah :
A. Bagian Pembuka
Cover
Halaman judul
Halaman pengesahan
Abstraksi
Kata pengantar
Daftar isi
Ringkasan isi
B. Bagian Isi
Pendahuluan
Latar belakang masalah
Perumusan masalah
Pembahasan atau pembatasan masalah
Tujuan dari penelitian
Manfaat penelitian
Kajian teori atau tinjauan kepustakaan
Pembahasan teori
Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan
Pengajuan hipotesis
C. Metodologi Penelitian
Waktu serta tempat penelitian
Metode dan rancangan penelitian
Populasi dan sampel
Instrumen penelitian
Pengumpulan data dan analisis data
Hasil Penelitian
Jabaran varibel penelitian
Hasil penelitian
Pengajuan hipotesis
Diskusi penelitian, mengungkapkan pandangan teoritis tentang hasil yang didapatnya
Bagian penunjang
Daftar pustaka
Lampiran- lampiran
Daftar Tabel
Dan yang terakhir, yaitu format buku dalam pemembuatan karya tulis atau makalah, yaitu :
Ukuran kertas: A4 (kuarto)
Jenis font: Times New Roman atau bisa menggunakan Arial
Ukuran font: 12
Spasi: 1,5
Jarak tepi (margin):
kiri= 4cm,
atas= 4cm,
kanan= 3cm,
bawah= 3cm
BERIKUT ADALAH CONTOH KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
PEMANFAATAN SAMPAH DAUN NANGKA
SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN BIOGAS PENGGANTI ELPIJI
Disusun Oleh:
ZUBAIRI
AR RASYID
UPTD SMA NEGERI 1 PLEMAHAN
Jl. PLK. Gg. 1 Bogo Kidul Plemahan
– kediri Telp. (0354) 528259
TAHUN 2015
LEMBAR PENGESAHAN
Karya
tulis yang telah disusun oleh Zubairi Ar Rasyid, dengan judul Pemanfaatan Sampah Daun
Nangka sebagai Bahan Pembuatan Biogas Pengganti Elpiji ini telah diperiksa dan
disetujui pada 1 April 2015.
Mengetahui,
Kepala UPTD SMAN 1
Plemahan Pembimbing,
Dra.Lilik
Saptaningsih M.M Moh. Ashari, S.Pd. M.Si
Pembina
Tk. 1 NIP. 19660618 200701 1 015
NIP.
19580308 198303 2 006
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya
tulis dengan judul Pemanfaatan Sampah
Daun Nangka sebagai Bahan Pembuatan Biogas Pengganti Elpiji ini telah
disetujui untuk diikutsertakan dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah.
Mengetahui,
Guru Pembimbing
Moh. Ashari, S.Pd. M.Si
NIP.
19660618 200701 1 015
ABSTRAK
Ar-Rasyid,
Zubairi, dkk. 2015. Pemanfaatan Sampah
Daun Nangka sebagai Bahan Pembuatan Biogas Pengganti Elpiji. Karya Tulis,
Pembimbing: Moh. Ashari, S.Pd. M.Si.
Kata Kunci: Sampah Organik, Sampah Anorganik dan
Biogas.
Sampah
dibagi menjadi 2 jenis yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah organik
biasanya berasal dari bahan-bahan yang sifatnya alami, contohnya: sayuran
busuk, kotoran ayam, daun-daunan dan masih banyak lagi. Sampah anorganik
biasanya berasal dari pabrik-pabrik industri, perkantoran, home stay dan
lain-lain. Sedangkan sampah yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan biogas ini
adalah sampah organik. Sampah organik yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah
sampah daun nangka. Sampah daun nangka dipilih untuk dimanfaatkan menjadi
biogas karena di lingkungan penulis khususnya di Desa Kedungmalang terdapat
pohon nangka yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
Masalah yang
akan diangkat dalam penelitian ini adalah: Bagaimana pemanfaatan daun nangka
sebagai bahan pembuatan biogas, bagaimana proses terbentuknya biogas dari bahan
sampah daun nangka, bagaimana potensi daun nangka sebagai pembuatan biogas dan
apa keunggulan biogas dari sampah daun nangka dibandingkan dengan elpiji.
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Variabel dalam
penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas
berupa sampah daun nangka dan variabel terikat berupa biogas yang dihasilkan.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa di Desa Kedungmalang bahwa tanaman pohon nangka
telah dibudidayakan oleh masyarakat sekitar. Akan tetapi, yang dimafaatkan oleh
masyarakat itu adalah buahnya, Padahal sampah daun nangka itu bisa dimanfaatkan
kalau masyarakat jeli dalam memanfaatkannya, yaitu dijadikan biogas.
KATA PENGANTAR
Penulis
bersyukur ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah dengan
judul Pemanfaatan Sampah Daun Nangka sebagai Bahan Pembuatan Biogas Pengganti
Elpiji.
Keberhasilan
penulis dalam menyusun karya tulis ilmiah ini tentunya tidak lepas dari
dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, tak lupa penulis ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ilmiah
ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Ibu
Dra. Lilik Saptaningsih M.M, selaku kepala UPTD SMA Negeri 1 Plemahan.
2. Bapak
Moh. Ashari, S.Pd. M.Si, selaku guru pembimbing yang telah membimbing penulis
dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
3. Orang
tua penulis yang telah banyak memberi dukungan baik moril maupun materiil.
4. Rekan-rekan
yang telah membantu dalam menyusun karya tulis ilmiah ini.
Akhir
kata, penulis menyadari bahwa tiada gading yang tak retak. Begitu juga karya
tulis ini, tentunya masih banyak kekurangan yang terdapat di dalamnya. Oleh
karena itu, saran dan kritik dari para pembaca sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan karya tulis di kemudian hari. Semoga karya tulis ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca sekalian pada umumnya.
Plemahan,
31 Maret 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................... 1
Lembar Pengesahan.................................................................................. 2
Lembar
Persetujuan.................................................................................. 3
Abstark........................................................................................................ 4
Kata Pengantar.......................................................................................... 5
Daftar Isi..................................................................................................... 6
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................ 7
1.2 Rumusan Masalah.................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian................................................................... 8
1.5 Batasan Masalah...................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Sampah Daun Nangka............................................................. 9
2.2 Karakteristik Daun
Nangka.................................................... 11
2.3
Biogas ........................................................................................ 14
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian.................................................................... 17
3.2 Hasil Percobaan...................................................................... 17
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan................................................................... 20
4.2
Pembahasan........................................................................... 20
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan............................................................................. 26
5.2
Saran...................................................................................... 26
Daftar
Pustaka.......................................................................................... 27
Biodata
Penulis......................................................................................... 28
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampah merupakan konsekuensi
kehidupan yang sering menimbulkan masalah dan jumlahnya akan semakin meningkat seiring
dengan peningkatan jumlah penduduk dan beragam aktivitasnya. Peningkatan jumlah
penduduk berarti peningkatan jumlah timbunan sampah, dan semakin beragam
aktivitas berarti semakin beragam jenis sampah yang dihasilkan. Karenanya,
sampah harus mulai dipandang sebagai sumber daya. Ini berarti kebiasaan
membuang sampah harus diubah menjadi mengolah sampah. Konsep yang dapat
digunakan dalam mengolah sampah, adalah konsep 4R, yaitu:
- Reduce:
mengurangi penggunaan produk yang akan menghasilkan sampah.
- Reuse:
menggunakan ulang, menjual atau menyumbangkan barang-barang yang masih dapat
dimanfaatkan.
- Recycle:
memodifikasi benda yang tadinya tidak bermanfaat, menjadi bermanfaat.
- Recovery:
upaya pengambilan kembali atau pemanfaatan material yang masih dapat
dimanfaatkan.
Sampah di bagi menjadi dua jenis yaitu
sampah organik dan sampah anorganik, dan dalam karya Ilmiah yang kami kerjakan
ini kami memilih untuk memanfaatkan sampah yang berjenis organik, yaitu sampah
daun nangka, jenis sampah ini banyak kita temui di lingkungan sekitar kita.
Alasan penulis memilih sampah daun nangka adalah karena di lingkungan penulis
khususnya di desa Kedungmalang terdapat pohon nangka yang belum dimanfaatkan
secara maksimal, Yaitu masyarakat sekitar hanya memanfaatkan buahnya saja,
sedangkan yang lainnya belum dimanfaatkan secara maksimal terutama pada sampahnya,
khususnya daunnya, Oleh karena itu, penulis mengangkat tema Pemanfaatan Sampah Daun Nangka sebagai Bahan Pembuatan Biogas Pengganti
Elpiji.
1.2
Rumusan Masalah
- Bagaimana
pemanfaatan daun nangka sebagai bahan pembuatan biogas?
- Bagaimana
proses terbentuknya biogas dari bahan sampah daun nangka?
- Bagaimana
potensi daun nangka sebagai pembuatan biogas?
- Apa
keunggulan biogas dari sampah daun nangka dibandingkan dengan elpiji?
1.3
Tujuan Penelitian
- Mengetahui
pemanfaatan daun nangka sebagai bahan pembuatan biogas.
- Mengetahui
proses terbentuknya biogas dari bahan sampah daun nangka.
- Mengetahui
potensi daun nangka sebagai bahan pembuatan biogas.
- Mengetahui
keunggulan biogas dari bahan sampah daun nangka.
1.4
Manfaat Penelitian
- Dapat
melestarikan lingkungan hidup dan mencegah pencemaran lingkungan.
- Dapat
meningkatkan nilai guna daun nangka.
- Dapat
menghemat penggunaan kompor elpiji dan mengurangi ketergantungan pada kompor
elpiji.
1.5
Batasan Masalah
- Daun
nangka yang digunakan dalam pembuatan biogas adalah daun yang sudah jatuh dari
rantingnya.
- Karya
tulis ini hanya membahas bagaimana pemanfaatan daun nangka sebagai bahan
pembuatan biogas.
- Semua
daun dari tumbuhan bisa dimanfaatkan untuk dijadikan biogas, Tetapi penulis
hanya memanfaatkan dari daun nangka saja
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Sampah Organik
Sampah
Organik adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh
pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan
prosedur yang benar. Organik adalah proses yang kokoh dan relatif cepat, maka
tanda apa yang kita punya untuk menyatakan bahwa bahan-bahan pokok kehidupan,
sebutlah molekul organik, dan planet-planet sejenis, ada juga di suatu tempat
di jagad raya? Sekali lagi beberapa penemuan baru memberikan rasa optimis yang
cukup penting. Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan
(dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering
disebut dengan kompos).
Kompos
merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami,
alang-alang, sampah, rumput dan bahan lain yang sejenis yang proses
pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah pasar khusus seperti pasar
sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian
besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang
berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75%
terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik.
Sampah
organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan.Sampah
organik sendiri dibagi menjadi:
- Sampah organik basah: Istilah sampah
organik basah dimaksudkan sampah mempunyai kandungan air yang cukup tinggi.
Contohnya kulit buah dan sisa sayuran.
- Sampah organik kering: Sementara bahan
yang termasuk sampah organik kering adalah bahan organik lain yang kandungan
airnya kecil. Contoh sampah organik kering di antaranya kertas, kayu atau
ranting pohon dan dedaunan kering.
contoh
sampah organik, yang sering kita jumpai di lingkungan sekitar kita diantaranya
adalah:
- Sisa-sisa makanan, sisa makanan ini merupakan
atau termasuk kedalam golongan sampah organik karena sifatnya yang dapat
kita daur ulang kembali menjadi kompos.
- Kulit biji dari buah sayur, kulit biji dari buah
sayur merupakan salah satu kelompok sampah organik karena kulit dan biji
dari sayuran biasanya hanya dibuang begitu saja oleh para pedagang atau
konsumen sayuran.
- Tulang ikan, tulang ikan juga merupakan termasuk
golongan sampah dan biasanya sampah organik ini dihasilkan oleh restoran-restoran
penyaji makanan serba ikan.
- Kotoran hewan atau sapi, kotoran hewan merupakan
salah satu sampah organik yang memiliki guna atau manfaat yang cukup baik.
Salah satu diantaranya kotoran sapi, kotoran sapi merupakan bagian dari 10
buah contoh sampah organik yang dapat dimanfaatkan menjadi biogas alam.
- Kotoran manusia, juga dapat dimanfaatkan sebagai
pupuk tanaman yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi, Cuma terkadang
kita jijik akan satu contoh sampah ini.
- Kayu, kayu merupakan salah satu sampah organik
lainnya yang mungkin tidak ada gunanya bagi sebagian orang, namun apabila
berada di tangan orang yang kreatif sampah kayu ini dapat dimanfaatkan
menjadi sumber energi yang terbaharukan karena mengandung sellulosa.
- Dedaunan, dedaunan yang rotok dari pohon apabila
tidak dilakukan perawaatan tertentu akan menjadi salah satu sampah organik
yang dapat kita gunakan sebagai bahan utama kompos atau dapat dijadikan biogas
alam.
- Bangkai hewan, bangkai hewan merupakan salah satu
sampah organik yang mungkin tidak dapat kita manfaatkan secara utuh. Namun
untuk bakteri pengurai bangkai hewan merupakan makananan kesukaan mereka.
- Limbah pabrik kulit, pabrik merupakan salah satu
sumber sampah organik yang sangat luar biasa, karena ketidakmampuan kita
untuk mengolah kembali limbah tersebut, hal yang dapat kita lakukan
hanyalah mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh sampah organik dari
pabrik ini.
- Sampah organik dari rumah sakit, rumah sakit
merupakan tempat orang untuk memulihkan diri. Tidak dapat kita pungkiri
jika dalam rumah sakit pasti menghasilkan limbah atau sampah organik yang
mengharuskan kita untuk melakukan treatment khusus untuk dapat mengurainya
kembali kedalam bentuk tanah.
2.2 Karakteristik Daun Nangka
KARYA TULIS ILMIAH
PEMANFAATAN SAMPAH DAUN NANGKA
SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN BIOGAS PENGGANTI ELPIJI
Disusun Oleh:
ZUBAIRI
AR RASYID
UPTD SMA NEGERI 1 PLEMAHAN
Jl. PLK. Gg. 1 Bogo Kidul Plemahan
– kediri Telp. (0354) 528259
TAHUN 2015
LEMBAR PENGESAHAN
Karya
tulis yang telah disusun oleh Zubairi Ar Rasyid, dengan judul Pemanfaatan Sampah Daun
Nangka sebagai Bahan Pembuatan Biogas Pengganti Elpiji ini telah diperiksa dan
disetujui pada 1 April 2015.
Mengetahui,
Kepala UPTD SMAN 1
Plemahan Pembimbing,
Dra.Lilik
Saptaningsih M.M Moh. Ashari, S.Pd. M.Si
Pembina
Tk. 1 NIP. 19660618 200701 1 015
NIP.
19580308 198303 2 006
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya
tulis dengan judul Pemanfaatan Sampah
Daun Nangka sebagai Bahan Pembuatan Biogas Pengganti Elpiji ini telah
disetujui untuk diikutsertakan dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah.
Mengetahui,
Guru Pembimbing
Moh. Ashari, S.Pd. M.Si
NIP.
19660618 200701 1 015
ABSTRAK
Ar-Rasyid,
Zubairi, dkk. 2015. Pemanfaatan Sampah
Daun Nangka sebagai Bahan Pembuatan Biogas Pengganti Elpiji. Karya Tulis,
Pembimbing: Moh. Ashari, S.Pd. M.Si.
Kata Kunci: Sampah Organik, Sampah Anorganik dan
Biogas.
Sampah
dibagi menjadi 2 jenis yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah organik
biasanya berasal dari bahan-bahan yang sifatnya alami, contohnya: sayuran
busuk, kotoran ayam, daun-daunan dan masih banyak lagi. Sampah anorganik
biasanya berasal dari pabrik-pabrik industri, perkantoran, home stay dan
lain-lain. Sedangkan sampah yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan biogas ini
adalah sampah organik. Sampah organik yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah
sampah daun nangka. Sampah daun nangka dipilih untuk dimanfaatkan menjadi
biogas karena di lingkungan penulis khususnya di Desa Kedungmalang terdapat
pohon nangka yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
Masalah yang
akan diangkat dalam penelitian ini adalah: Bagaimana pemanfaatan daun nangka
sebagai bahan pembuatan biogas, bagaimana proses terbentuknya biogas dari bahan
sampah daun nangka, bagaimana potensi daun nangka sebagai pembuatan biogas dan
apa keunggulan biogas dari sampah daun nangka dibandingkan dengan elpiji.
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Variabel dalam
penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas
berupa sampah daun nangka dan variabel terikat berupa biogas yang dihasilkan.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa di Desa Kedungmalang bahwa tanaman pohon nangka
telah dibudidayakan oleh masyarakat sekitar. Akan tetapi, yang dimafaatkan oleh
masyarakat itu adalah buahnya, Padahal sampah daun nangka itu bisa dimanfaatkan
kalau masyarakat jeli dalam memanfaatkannya, yaitu dijadikan biogas.
KATA PENGANTAR
Penulis
bersyukur ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah dengan
judul Pemanfaatan Sampah Daun Nangka sebagai Bahan Pembuatan Biogas Pengganti
Elpiji.
Keberhasilan
penulis dalam menyusun karya tulis ilmiah ini tentunya tidak lepas dari
dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, tak lupa penulis ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ilmiah
ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Ibu
Dra. Lilik Saptaningsih M.M, selaku kepala UPTD SMA Negeri 1 Plemahan.
2. Bapak
Moh. Ashari, S.Pd. M.Si, selaku guru pembimbing yang telah membimbing penulis
dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
3. Orang
tua penulis yang telah banyak memberi dukungan baik moril maupun materiil.
4. Rekan-rekan
yang telah membantu dalam menyusun karya tulis ilmiah ini.
Akhir
kata, penulis menyadari bahwa tiada gading yang tak retak. Begitu juga karya
tulis ini, tentunya masih banyak kekurangan yang terdapat di dalamnya. Oleh
karena itu, saran dan kritik dari para pembaca sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan karya tulis di kemudian hari. Semoga karya tulis ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca sekalian pada umumnya.
Plemahan,
31 Maret 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................... 1
Lembar Pengesahan.................................................................................. 2
Lembar
Persetujuan.................................................................................. 3
Abstark........................................................................................................ 4
Kata Pengantar.......................................................................................... 5
Daftar Isi..................................................................................................... 6
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................ 7
1.2 Rumusan Masalah.................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian................................................................... 8
1.5 Batasan Masalah...................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Sampah Daun Nangka............................................................. 9
2.2 Karakteristik Daun
Nangka.................................................... 11
2.3
Biogas ........................................................................................ 14
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian.................................................................... 17
3.2 Hasil Percobaan...................................................................... 17
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan................................................................... 20
4.2
Pembahasan........................................................................... 20
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan............................................................................. 26
5.2
Saran...................................................................................... 26
Daftar
Pustaka.......................................................................................... 27
Biodata
Penulis......................................................................................... 28
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampah merupakan konsekuensi
kehidupan yang sering menimbulkan masalah dan jumlahnya akan semakin meningkat seiring
dengan peningkatan jumlah penduduk dan beragam aktivitasnya. Peningkatan jumlah
penduduk berarti peningkatan jumlah timbunan sampah, dan semakin beragam
aktivitas berarti semakin beragam jenis sampah yang dihasilkan. Karenanya,
sampah harus mulai dipandang sebagai sumber daya. Ini berarti kebiasaan
membuang sampah harus diubah menjadi mengolah sampah. Konsep yang dapat
digunakan dalam mengolah sampah, adalah konsep 4R, yaitu:
- Reduce: mengurangi penggunaan produk yang akan menghasilkan sampah.
- Reuse: menggunakan ulang, menjual atau menyumbangkan barang-barang yang masih dapat dimanfaatkan.
- Recycle: memodifikasi benda yang tadinya tidak bermanfaat, menjadi bermanfaat.
- Recovery: upaya pengambilan kembali atau pemanfaatan material yang masih dapat dimanfaatkan.
Sampah di bagi menjadi dua jenis yaitu
sampah organik dan sampah anorganik, dan dalam karya Ilmiah yang kami kerjakan
ini kami memilih untuk memanfaatkan sampah yang berjenis organik, yaitu sampah
daun nangka, jenis sampah ini banyak kita temui di lingkungan sekitar kita.
Alasan penulis memilih sampah daun nangka adalah karena di lingkungan penulis
khususnya di desa Kedungmalang terdapat pohon nangka yang belum dimanfaatkan
secara maksimal, Yaitu masyarakat sekitar hanya memanfaatkan buahnya saja,
sedangkan yang lainnya belum dimanfaatkan secara maksimal terutama pada sampahnya,
khususnya daunnya, Oleh karena itu, penulis mengangkat tema Pemanfaatan Sampah Daun Nangka sebagai Bahan Pembuatan Biogas Pengganti
Elpiji.
1.2
Rumusan Masalah
- Bagaimana pemanfaatan daun nangka sebagai bahan pembuatan biogas?
- Bagaimana proses terbentuknya biogas dari bahan sampah daun nangka?
- Bagaimana potensi daun nangka sebagai pembuatan biogas?
- Apa keunggulan biogas dari sampah daun nangka dibandingkan dengan elpiji?
1.3
Tujuan Penelitian
- Mengetahui pemanfaatan daun nangka sebagai bahan pembuatan biogas.
- Mengetahui proses terbentuknya biogas dari bahan sampah daun nangka.
- Mengetahui potensi daun nangka sebagai bahan pembuatan biogas.
- Mengetahui keunggulan biogas dari bahan sampah daun nangka.
1.4
Manfaat Penelitian
- Dapat melestarikan lingkungan hidup dan mencegah pencemaran lingkungan.
- Dapat meningkatkan nilai guna daun nangka.
- Dapat menghemat penggunaan kompor elpiji dan mengurangi ketergantungan pada kompor elpiji.
1.5
Batasan Masalah
- Daun nangka yang digunakan dalam pembuatan biogas adalah daun yang sudah jatuh dari rantingnya.
- Karya tulis ini hanya membahas bagaimana pemanfaatan daun nangka sebagai bahan pembuatan biogas.
- Semua daun dari tumbuhan bisa dimanfaatkan untuk dijadikan biogas, Tetapi penulis hanya memanfaatkan dari daun nangka saja
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Sampah Organik
Sampah
Organik adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh
pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan
prosedur yang benar. Organik adalah proses yang kokoh dan relatif cepat, maka
tanda apa yang kita punya untuk menyatakan bahwa bahan-bahan pokok kehidupan,
sebutlah molekul organik, dan planet-planet sejenis, ada juga di suatu tempat
di jagad raya? Sekali lagi beberapa penemuan baru memberikan rasa optimis yang
cukup penting. Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan
(dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering
disebut dengan kompos).
Kompos
merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami,
alang-alang, sampah, rumput dan bahan lain yang sejenis yang proses
pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah pasar khusus seperti pasar
sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian
besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang
berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75%
terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik.
Sampah
organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan.Sampah
organik sendiri dibagi menjadi:
- Sampah organik basah: Istilah sampah organik basah dimaksudkan sampah mempunyai kandungan air yang cukup tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa sayuran.
- Sampah organik kering: Sementara bahan yang termasuk sampah organik kering adalah bahan organik lain yang kandungan airnya kecil. Contoh sampah organik kering di antaranya kertas, kayu atau ranting pohon dan dedaunan kering.
contoh
sampah organik, yang sering kita jumpai di lingkungan sekitar kita diantaranya
adalah:
- Sisa-sisa makanan, sisa makanan ini merupakan atau termasuk kedalam golongan sampah organik karena sifatnya yang dapat kita daur ulang kembali menjadi kompos.
- Kulit biji dari buah sayur, kulit biji dari buah sayur merupakan salah satu kelompok sampah organik karena kulit dan biji dari sayuran biasanya hanya dibuang begitu saja oleh para pedagang atau konsumen sayuran.
- Tulang ikan, tulang ikan juga merupakan termasuk golongan sampah dan biasanya sampah organik ini dihasilkan oleh restoran-restoran penyaji makanan serba ikan.
- Kotoran hewan atau sapi, kotoran hewan merupakan salah satu sampah organik yang memiliki guna atau manfaat yang cukup baik. Salah satu diantaranya kotoran sapi, kotoran sapi merupakan bagian dari 10 buah contoh sampah organik yang dapat dimanfaatkan menjadi biogas alam.
- Kotoran manusia, juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi, Cuma terkadang kita jijik akan satu contoh sampah ini.
- Kayu, kayu merupakan salah satu sampah organik lainnya yang mungkin tidak ada gunanya bagi sebagian orang, namun apabila berada di tangan orang yang kreatif sampah kayu ini dapat dimanfaatkan menjadi sumber energi yang terbaharukan karena mengandung sellulosa.
- Dedaunan, dedaunan yang rotok dari pohon apabila tidak dilakukan perawaatan tertentu akan menjadi salah satu sampah organik yang dapat kita gunakan sebagai bahan utama kompos atau dapat dijadikan biogas alam.
- Bangkai hewan, bangkai hewan merupakan salah satu sampah organik yang mungkin tidak dapat kita manfaatkan secara utuh. Namun untuk bakteri pengurai bangkai hewan merupakan makananan kesukaan mereka.
- Limbah pabrik kulit, pabrik merupakan salah satu sumber sampah organik yang sangat luar biasa, karena ketidakmampuan kita untuk mengolah kembali limbah tersebut, hal yang dapat kita lakukan hanyalah mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh sampah organik dari pabrik ini.
- Sampah organik dari rumah sakit, rumah sakit merupakan tempat orang untuk memulihkan diri. Tidak dapat kita pungkiri jika dalam rumah sakit pasti menghasilkan limbah atau sampah organik yang mengharuskan kita untuk melakukan treatment khusus untuk dapat mengurainya kembali kedalam bentuk tanah.
|
Nangka
(Artocarpus heterophyllus) adalah
tanaman jenis buah tahunan yang tergolong ke dalam famili malvales dan hanya tumbuh di daerah yang beriklim tropis. Tanaman
nangka dapat dikenali dari berbagai penampilan fisiknya yang antara lain dari
akar, batang, daun, buah dan bunga. Pohon nangka umumnya berukuran sedang,
sampai sekitar 20 m tingginya, walaupun ada yang mencapai 30 meter. Batang
bulat silindris, sampai berdiameter sekitar 1 meter. Tajuknya padat dan lebat,
melebar dan membulat apabila di tempat terbuka. Seluruh bagian tumbuhan
mengeluarkan getah putih pekat apabila dilukai. Daun tunggal, tersebar,
bertangkai 1–4 cm, helai daun agak tebal seperti kulit, kaku, bertepi rata,
bulat telur terbalik sampai jorong (memanjang), 3,5-12 × 5–25 cm, dengan
pangkal menyempit sedikit demi sedikit, dan ujung pendek runcing atau agak
runcing. Daun penumpu bulat telur lancip, panjang sampai 8 cm, mudah rontok dan
meninggalkan bekas serupa cincin.
Tumbuhan nangka berumah
satu (monoecious), perbungaan muncul
pada ketiak daun pada pucuk yang pendek dan khusus, yang tumbuh pada sisi
batang atau cabang tua. Bunga jantan dalam bongkol berbentuk gada atau
gelendong, 1-3 × 3–8 cm, dengan cincin berdaging yang jelas di pangkal bongkol,
hijau tua, dengan serbuk sari kekuningan dan berbau harum samar apabila masak.
Bunga nangka disebut babal. Setelah melewati umur masaknya, babal akan membusuk
(ditumbuhi kapang) dan menghitam semasa masih di pohon, sebelum akhirnya
terjatuh.
Bunga betina dalam
bongkol tunggal atau berpasangan, silindris atau lonjong, hijau tua.Buah
majemuk (syncarp) berbentuk gelendong
memanjang, seringkali tidak merata, panjangnya hingga 100 cm, pada sisi luar
membentuk duri pendek lunak. 'Daging buah', yang sesungguhnya adalah
perkembangan dari tenda bunga, berwarna kuning keemasan apabila masak, berbau
harum-manis yang keras, berdaging, kadang-kadang berisi cairan (nektar) yang
manis. Biji berbentuk bulat lonjong sampai jorong agak gepeng, panjang 2–4 cm, berturut-turut
tertutup oleh kulit biji yang tipis coklat seperti kulit, endokarp yang liat
keras keputihan, dan eksokarp yang lunak.
Keping bijinya tidak
setangkup Nangka terutama dipanen buahnya. "Daging buah" yang matang
seringkali dimakan dalam keadaan segar, dicampur dalam es, dihaluskan menjadi
minuman (jus), atau diolah menjadi aneka jenis makanan daerah: dodol nangka,
kolak nangka, selai nangka, nangka-goreng-tepung, keripik nangka dan lain-lain.
Nangka juga digunakan sebagai pengharum es krim dan minuman, dijadikan
madu-nangka, konsentrat atau tepung.
Biji
nangka, dikenal sebagai "beton", dapat direbus dan dimakan sebagai
sumber karbohidrat tambahan.Buah nangka muda sangat digemari sebagai bahan
sayuran. Di Sumatera, terutama di Minangkabau, dikenal masakan gulai cubadak
(gulai nangka). Di Jawa Barat buah nangka muda antara lain dimasak sebagai
salah satu bahan sayur asam. Di Jawa Tengah dikenal berbagai macam masakan
dengan bahan dasar buah nangka muda (disebut gori), seperti sayur lodeh, sayur
megana, oseng-oseng gori dan jangan gori (sayur nangka muda). Di Jogyakarta
nangka muda terutama dimasak sebagai gudeg. Sementara di seputaran Jakarta dan
Jawa Barat, bongkol bunga jantan (disebut babal atau tongtolang) kerap
dijadikan bahan rujak.
Ketupat
gulai nangka, contoh olahan dari "buah" nangka muda. Daun-daun nangka
merupakan pakan ternak yang disukai kambing, domba maupun sapi. Kulit batangnya
yang berserat, dapat digunakan sebagai bahan tali dan pada masa lalu juga
dijadikan bahan pakaian. Getahnya digunakan dalam campuran untuk memerangkap
burung, untuk memakal (menambal) perahu dan lain-lain. Kayunya berwarna kuning
di bagian teras, berkualitas baik dan mudah dikerjakan. Kayu ini cukup kuat,
awet dan tahan terhadap serangan rayap atau jamur, serta memiliki pola yang
menarik, gampang mengkilap apabila diserut halus dan digosok dengan minyak.
Karena itu kayu nangka kerap dijadikan perkakas rumah tangga, mebel, konstruksi
bangunan, konstruksi kapal sampai ke alat musik. Dari kayunya juga dihasilkan bahan
pewarna kuning untuk mewarnai jubah para pendeta Buddha.
Daun
tanaman ini juga di rekomendasikan oleh pengobatan ayurveda sebagai obat
antidiabetes karena ekstrak daun nangka memberi efek hipoglikemi (Chandrika,
2006). Selain itu daun pohon nangka juga dapat digunakan sebagai pelancar ASI,
borok (obat luar), dan luka (obat luar). Daging buah nangka muda (tewel)
dimanfaatkan sebagai makanan sayuran yang mengandung albuminoid dan
karbohidrat. Sementara biji nangka dapat digunakan sebagai obat batuk dan tonik
(Heyne. K, 1987). Biji nangka dapat diolah menjadi tepung yang digunakan
sebagai bahan baku industri makanan (bahan makan campuran). Khasiat kayu
sebagai anti spasmodic dan sedative, daging buah sebagai ekspektoran, daun
sebagai laktagog. Kayu nangka dianggap lebih unggul daripada jati untuk
pembuatan meubel, konstruksi bangunan pembubutan, tiang kapal, untuk tiang kuda
dan kandang sapi, dayung, perkakas, dan alat musik. Getah kulit kayu juga telah
digunakan sebagai obat demam, obat cacing dan sebagai antiinflamasi.
Pohon
nangka dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Kandungan kimia dalam kayu
adalah morin, sianomaklurin (zat samak), flavon, dan tanin. Selain itu, dikulit
kayunya juga terdapat senyawa flavonoid yang baru, yakni morusin, artonin E, sikloartobilosanton,
dan artonol B (Ersam T, 2001). Bioaktivitasnya terbukti secara empiric sebagai
antikanker, antivirus, antiinflamasi, diuretil, dan antihipertensi (Ersam T,
2001).
2.3 Biogas
Biogas
merupakan energi terbarukan yang dapat dihasilkan dengan teknologi tepat guna
yang relatif lebih sederhana dan sesuai untuk daerah pedesaan. Energi biogas
memproses limbah bio atau bio massa di dalam alat kedap udara yang disebut
digester. Biomassa berupa limbah dapat berupa kotoran ternak bahkan tinja manusia,
sisa-sisa panenan seperti jerami, sekam dan daun-daunan sortiran sayur dan
sebagainya. Biogas adalah suatu gas methan yang terbentuk karena proses
fermentasi secara anaerobik (tanpa udara) oleh bakteri methan atau Methanobacterium disebut juga bakteri anaerobik
dan bakteri biogas yang mengurangi sampah-sampah yang banyak mengandung bahan
organik (biomassa) sehingga terbentuk gas methan (CH4) yang
apabila dibakar dapat menghasilkan energi panas.
Metana juga terjadi menjadi komponen
utama dalam gas alam, dengan pemurnian sedikit, energi biogas dapat menambah
atau mengganti bahan bakar fosil tanpa infrastruktur atau peralatan baru.
Setelah dimurnikan, biogas dapat disuntikkan langsung ke jaringan pipa gas alam
yang ada. Hal ini memungkinkan biogas, kadang-kadang dikenal sebagai biometana
dalam bentuk yang ditingkatkan, untuk digunakan dalam pembangkit listrik tenaga
gas alam. Ini juga berarti bahwa mobil dan truk dirancang untuk berjalan pada
gas alam dapat menggunakan biogas sebagai bahan bakar. Biogas juga dapat
digunakan dalam program kompensasi karbon. Dalam banyak kasus, produsen energi
biogas membakar metana dan gas rumah kaca lainnya yang seharusnya dapat
dilepaskan ke atmosfer. Selain produktif penghasilan dari pembangkit listrik,
produsen ini, apakah petani tunggal atau sebuah perusahaan besar, bisa menjual
nilai karbon untuk utilitas listrik dan perusahaan lain.
Seperti halnya dengan semua sumber
energi, biogas memang memiliki kelemahan. Meskipun dapat mengurangi emisi gas
rumah kaca, biogas tidak sepenuhnya bebas polusi. Karena digester ini dirancang
untuk menjadi ramah terhadap bakteri, ada potensi untuk pertumbuhan
mikroorganisme berbahaya. Metana mudah meledak, dan tindakan pencegahan harus
diambil ketika menangani atau pengangkutan itu. Namun, banyak keuntungan dari
energi biogas malahan berarti penggunaannya kemungkinan akan terus meningkat di
seluruh dunia. Komposisi biogas bervariasi tergantung dengan asal proses anaerobik
yang terjadi. Gas landfill memiliki konsentrasi metana sekitar 50%,
sedangkan sistem pengolahan limbah maju dapat menghasilkan biogas dengan 55-75%
CH4.
Tabel 1. Komposisi Biogas
Komponen
|
%
|
Metana (CH4)
|
55-75
|
Karbon dioksida (CO2)
|
25-45
|
Nitrogen (N2)
|
0-0.3
|
Hidrogen (H2)
|
1-5
|
Hidrogen sulfida (H2S)
|
0-3
|
Oksigen (O2)
|
0.1-0.5
|
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Biogas#Referensi
Nilai
Potensial Biogas
Biogas
yang bebas pengotor (H2O, H2S, CO2, dan partikulat
lainnya) dan telah mencapai kualitas pipeline adalah setara dengan gas
alam. Dalam bentuk ini, gas tersebut dapat digunakan sama seperti penggunaan
gas alam. Pemanfaatannya pun telah layak sebagai bahan baku pembangkit listrik,
pemanas ruangan, dan pemanas air. Jika dikompresi, biogas dapat menggantikan
gas alam terkompresi yang digunakan pada kendaraan. Di Indonesia nilai
potensial pemanfaatan biogas ini akan terus meningkat karena adanya jumlah
bahan baku biogas yang melimpah dan rasio antara energi biogas dan energi
minyak bumi yang menjanjikan. Berdasarkan sumber Departemen Pertanian, nilai
kesetaraan biogas dengan sumber energi lain adalah sebagai berikut:
Tabel
2. Kesetaraan
Biogas dengan Sumber Energi lain
Bahan Bakar
|
Jumlah
|
Biogas
Elpiji Minyak tanah Minyak solar Bensin Gas kota Kayu bakar |
1 m3
0,46 kg 0,62 liter 0,52 liter 0,80 liter 1,50 m3 3,50 kg |
Sumber:
http://www.alpensteel.com/article/67-107-energi-bio-gas/263--teknologi-pembuatan-biogas-secara-sederhana
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode
dalam sebuah penulisan merupakan hal yang penting yang tidak dapat diabaikan.
Kesalahan metodologis akan berakibat pada hasil akhir yang diperolehnya.
Rangkaian metodologis yang dilakukan dalam penulisan ini mencakup beberapa hal,
seperti teknik pengumpulan data dan analisis data.
Metode
penulisan memiliki peran besar atas berhasil tidaknya sebuah penelitian.
Penyesuaian metode tersebut akan mengarahkan tercapainya tujuan penelitian yang
ditetapkan. Oleh karena itu, penulis menggunakan metode studi kepustakaan dalam
penulisan karya ilmiah ini.
3.1 Metode Penelitian
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
Variabel-variabel
dalam penelitian ini adalah:
- Ø Variabel Bebas: Sampah Daun Nangka.
- Ø Variabel Terikat: Biogas yang dihasilkan.
3.2 Hasil Percobaan
Percobaan ke-1
3.2.1 Alat Penelitian
- Plastik Ukuran 5 kg.
- Pipa.
- Selang.
- Kran.
- Kompor Elpiji.
3.2.2 Bahan Penelitian
- Sampah Organik (Daun Nangka).
- Pupuk Phonska.
- Tetes Tebu.
3.2.3 Metode Eksperimen
Pembuatan Biogas dari Sampah Daun Nangka
- Tumbuk sampah daun nangka sampai halus.
- Masukan ke dalam salah satu plastik yang telah disediakan (ada 2 Plastik, yang satu untuk sampah daun nangka sedangkan yang satunya lagi untuk penampung biogas).
- Campurkan dengan pupuk Phonska, tetes tebu dan ditutup.
- Tunggu selama 1 minggu atau paling lama 3 minggu.
- Setelah itu barulah menjadi biogas.
Dalam
percobaan yang ke-1 dalam pembuatan biogas dari sampah daun nangka dapat
menghasilkan biogas, akan tetapi biogas yang dihasilkan sedikit (menyala, langsung kembali padam).
Percobaan ke-2
3.2.4 Alat Penelitian
- Timba.
- Pipa.
- Selang.
- Kran.
- Kompor Elpiji.
3.2.5 Bahan Penelitian
- Sampah Organik (Daun Nangka).
- Pupuk Urea.
- Tetes Tebu.
3.2.6 Metode Eksperimen
Pembuatan Biogas dari Sampah Daun
Nangka
- Tumbuk sampah daun nangka sampai halus.
- Setelah itu, Masukan ke dalam salah satu timba yang telah disediakan (ada 2 timba, yang satu untuk sampah daun nangka sedangkan yang satunya lagi untuk penampung biogas).
- Campurkan dengan pupuk urea, tetes tebu dan ditutup.
- Tunggu selama 1 minggu atau paling lama 3 minggu.
- Setelah itu barulah menjadi biogas.
Dalam
percobaan yang ke-2 dalam pembuatan biogas dari sampah daun nangka tidak dapat menghasilkan
biogas, mungkin dalam pengerjaannya kurang teliti, bahan yang digunakan untuk
menampung biogas berupa 2 buah timba itu mungkin dalam menutupnya kurang rapat,
perbandingan antara sampah, pupuk urea dan tetes tebu itu tidak diperhitungkan,
hanya sekedar mengira-ngira saja sehingga tidak terbentuk biogas.
BAB
IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Berdasarkan
pengamatan penulis di Desa Kedungmalang, Kecamatan Papar, dapat diketahui bahwa
tanaman pohon nangka telah dibudidayakan oleh masyarakat sekitar. Akan tetapi,
yang dimafaatkan oleh masyarakat itu adalah buahnya. Contohnya: ada yang
dijadikan kripik nangka, kolak nangka, selai nangka dan masih banyak yang
lainnya. Disisi lain daun nangkanya yang sudah memulai menguning rontok
(gugur), dan masyarakat hanya membiarkan begitu saja, Padahal daun nangka itu
bisa dimanfaatkan kalau masyarakat jeli dalam memanfaatkannya, terutama sebagai
Energi Alternatif Pengganti Elpiji atau biasa disebut Biogas.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pemanfaatan Daun Nangka
sebagai Bahan Pembuatan Biogas
Manfaat Tanaman
Nangka
Daging buah
nangka muda (tewel) dimanfaatkan sebagai makanan sayuran. Tepung biji nangka
digunakan sebagai bahan baku industri makanan (bahan makan campuran). Daun muda
dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Kayu nangka dianggap lebih unggul
daripada jati untuk pembuatan meubel, konstruksi bangunan pembubutan, tiang
kapal, untuk tiang kuda dan kandang sapi ( di Priangan), dayung, perkakas, dan
alat musik. Daun nangka juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan biogas
yang sangat membantu masyarakat dalam memasak sehari-hari.
Daun-daun
nangka pada umumnya merupakan pakan ternak yang disukai kambing, domba maupun
sapi. Padahal daun nangka memiliki kegunaan sebagai obat antidiabetes karena
ekstrak daun nangka memberi efek hipoglikemi. Selain itu daun pohon nangka juga
dapat digunakan sebagai pelancar ASI, borok (obat luar), dan luka (obat luar)
dapat digunakan sebagai obat tradisional. Dari penelitian ini diharapkan dapat
memberi wawasan kepada masyarakat untuk lebih memanfaatkan daun nangka, bukan
hanya sebagai pakan ternak, tetapi sebagai bahan pangan juga.
Kandungan Kimia
dan Manfaat Tanaman
Daun tanaman ini di rekomendasikan
oleh pengobatan ayurveda sebagai obat antidiabetes karena ekstrak daun nangka
memberi efek hipoglikemi (Chandrika, 2006). Selain itu daun pohon nangka juga
dapat digunakan sebagai pelancar ASI, borok (obat luar), dan luka (obat luar).
Daging buah nangka muda (tewel) dimanfaatkan sebagai makanan sayuran yang
mengandung albuminoid dan karbohidrat. Sedangkan biji nangka dapat digunakan sebagai
obat batuk dan tonik (Heyne. 1987). Biji nangka dapat diolah menjadi tepung
yang digunakan sebagai bahan baku industri makanan (bahan makan campuran).
Khasiat kayu sebagai antispasmodic dan sedative, daging buah sebagai
ekspektoran, daun sebagai laktagog. Getah kulit kayu juga telah digunakan
sebagai obat demam, obat cacing dan sebagai antiinflamasi.
Pohon nangka dapat dimanfaatkan
sebagai obat tradisional. Kandungan kimia dalam kayu adalah morin,
sianomaklurin (zat samak), flavon, dan tannin. Selain itu, dikulit kayunya juga
terdapat senyawa flavonoid yang baru, yakni morusin, artonin E,
sikloartobilosanton, dan artonol B (Ersam, 2001). Bioaktivitasnya terbukti
secara empirik sebagai antikanker, antivirus, antiinflamasi, diuretil, dan anti
hipertensi (Ersam, 2001).
Daun nangka yang selama ini belum
diolah menjadi barang yang berguna, telah diteliti untuk dimanfaatkan menjadi
inovasi masakan yaitu dengan cara di tumis. Dalam meneliti, penulis menggunakan
perbedaan pada cara pengolahan hal ini ditujukan untuk mengetahui cara yang
tepat dalam pengolahan daun nangka. Perbedaan-perbedaan itu akan memberikan
perbandingan hasil yang dijadikan sebagai acuan terpakainya perlakuan yang
diuji atau tidak. Dengan berbagai pertimbangan mengenai kelayakan penyajian,
peneliti menyimpulkan cara yang tepat dalam pengolahan daun nangka adalah
dengan cara perebusan. Dengan demikian, dari hasil itu ditarik garis-garis cara
( langkah kerja ) mulai dari perebusan sampai penumisan daun nangka hingga
layak di jadikan bahan dasar masakan yaitu dengan cara ditumis.
4.2.2
Proses terbentuknya Biogas dari Bahan Sampah Daun Nangka
Teknologi
Anaerobik
Pada
prinsipnya teknologi anaerobik adalah proses dekomposisi (penguraian) biomassa
(residu/sampah) secara mikrobiologis dalam kondisi anaerobik (tanpa oksigen).
Secara garis besar bahan baku yang diperlukan untuk teknologi anaerobik adalah
berupa sampah pasar tradisional (berjenis sampah basah), mikroorganisme, dan
air. Sedangkan perangkat yang diperlukan dalam teknologi anaerobik ini terdiri
dari digester sebagai tempat berlangsungnya proses anaerobik, penampung biogas,
dan perangkat pemanfaatan biogas yang dihasilkan, serta beberapa komponen
pendukung seperti stop kran, pipa, dan perangkat pengaman. Hal ini dengan jelas
mencerminkan bahwa teknologi anaerobik adalah teknologi yang murah, karena
semua bahan baku tersebut dapat diperoleh dengan cara mudah dan dalam jumlah
yang besar. Sedangkan untuk digester dan penampung gas dapat dibuat dari
bahan-bahan bangunan seperti semen dan pasir, sehingga biaya pembuatannya
relatif murah.
Gambar
Desain Sederhana Perangkat Teknologi Anaerobik
Secara
ilmiah, biogas yang dihasilkan dari reaktor sampah daun nangka ini adalah gas
yang bersifat mudah terbakar (flammable). Gas ini dihasilkan dari proses
fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam
kondisi tanpa udara) seperti Pseudomonas, Flavobacterium, dan
Methanobacterium. Bila sampah-sampah basah tersebut membusuk, akan
dihasilkan gas metana (CH4).
Gas
metana terkenal luas sebagai bahan bakar ramah lingkungan, karena dapat
terbakar dengan sempurna sehingga tidak menghasilkan asap yang berpengaruh
buruk terhadap kualitas udara. Karena sifatnya tersebut, gas metana merupakan
gas bernilai ekonomis tinggi. Apabila jumlah bahan baku yang digunakan lebih
banyak lagi, maka biogas tersebut dapat dimanfaatkan untuk keperluan bahan
bakar genset ataupun penggerak turbin pembangkit listrik tenaga uap.
Selain
gas metana, produk bermutu lainnya dari teknologi anaerobik adalah pupuk
organik yang siap pakai dengan kandungan unsur hara yang jauh lebih tinggi
dibanding bahan baku awalnya. Hal ini dikarenakan telah terjadi pemekatan
berbagai unsur hara dalam residu proses anaerobik karena lepasnya senyawa kimia
karbon dan hidrogen dalam proses pembentukan gas metana. Disamping dua produk
diatas, teknologi anaerobik juga mempunyai nilai tambah yaitu :
- Biogas diharapkan dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan minyak yang jumlahnya terbatas dan harganya yang cukup mahal.
- Teknologi ini dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan menciptakan kondisi pasar tradisional yang bersih, sehat, dan nyaman.
- Mengatasi kelangkaan pupuk. Jadi, dengan adanya sumber energi alternatif seperti biogas dan biomas memiliki banyak keuntungan diantaranya dapat mengurangi timbunan sampah yang semakin bertambah, dapat menghemat pemakaian sumber energi yang tidak dapat diperbaharui seperti minyak bumi, gas, dan batu bara, dan dapat mengurangi efek rumah kaca.
4.2.3 Potensi Daun Nangka sebagai
Pembuatan Biogas
Limbah sampah daun sering dianggap
sebagai masalah di hampir setiap wilayah indonesia karena dapat mencemari
lingkungan. Namun, limbah ini memiliki kesempatan untuk digunakan sebagai
biogas atau pupuk kompos. Dalam penelitian, sampah daun nangka (Artocarpus heterophyllus) mengalami perubahan
jumlah serat mentah sebelum dan sesudah fermentasi organik. Sampah daun kering dengan
proporsi yang berbeda dari daun nangka (Artocarpus
heterophyllus), Diharapkan bahwa fermentasi limbah ini dicampur dengan
proporsi yang berbeda dari ditumbuk halus daun nangka kering akan meningkatkan
daya cerna serat kasar dalam campuran.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
menciptakan energi alternatif yang ramah lingkungan yaitu pembuatan biogas.
Diharapkan bahwa informasi akan diperoleh dari percobaan ini dalam hal
penggunaan limbah sampah daun nangka, sebagai bahan pembuatan biogas, Dengan
persentase daun nangka didasarkan pada bahan kering yang digunakan dalam
percobaan ini. Analisis varians menunjukkan bahwa perubahan antara jumlah total
serat kasar dalam campuran sebelum dan setelah fermentasi berpotensi
menghasilkan biogas. Bahwa sampah daun nangka ditumbuk halus secara bahan kering
ke dalam limbah sampah dedaunan mempengaruhi kadar serat kasar dan dapat
dihasilkan biogas dari campuran sebelum dan setelah fermentasi. Disimpulkan
bahwa sampah daun nangka sangat berpotensi untuk dijadikan biogas dan dapat
menciptakan energi alternatif yaitu dengan cara fermentasi dengan melalui beberapa
tahap atau proses.
4.2.4
Keunggulan Biogas dari Sampah Daun Nangka dibandingkan dengan Elpiji
- Kelebihan yang dapat diperoleh dari biogas terhadap lingkungan, antara lain:
- Proses memasak jadi lebih bersih, dan sehat karena tidak mengeluarkan asap.
- Dapat berkontribusi menurunkan emisi gas rumah kaca melalui pengurangan pemakaian bahan bakar kayu dan bahan bakar minyak.
- Realatif lebih aman dari ancaman bahaya kebakaran.
- Mengurangi penggunaan bahan bakar lain (minyak tanah, kayu, dsb) oleh rumah tangga atau komunitas.
- Menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi sebagai hasil sampingan.
- Menjadi metode pengolahan sampah (raw waste) yang baik dan mengurangi pembuangan sampah ke lingkungan (aliran air/sungai).
- Meningkatkan kualitas udara karena mengurangi asap dan jumlah karbodioksida akibat pembakaran bahan bakar minyak/kayu bakar.
- Secara ekonomi, murah dalam instalasi serta menjadi investasi yang menguntungkan dalam jangka panjang.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
- Sampah organik (Daun Nangka) berpotensi sebagai pembuatan biogas pengganti elpiji.
- Selama ini banyak masyarakat manganggap sampah organik hanya di buang begitu saja dan tidak dimanfaatkan dengan maksimal, padahal kalau kita punya keinginan mengubah untuk hal yang bermanfaat, kita bisa mengubahnya menjadi energi terbaharukan yaitu energi alternatif untuk pengganti elpiji, khususnya dijadikan biogas.
- Selain itu, kita bisa memahami proses terbentuknya biogas dari sampah daun nangka
- Biogas dari sampah daun nangka memiliki beberapa keunggulan sebagai energi alternatif pengganti elpiji.
5.2
Saran
- Penelitian dalam pembuatan biogas dari bahan sampah daun nangka perlu dikembangkan lebih lanjut. Biogas dapat juga dihasilkan dari sampah daun yang lainnya tidak hanya dari sampah daun nangka saja.
- Untuk seluruh masyarakat yang membudidayakan nangka, hendaknya terpacu untuk lebih memanfaatkan nangka dari setiap bagiannya.
- Dalam pembuatan biogas dengan bahan dasar daun nangka, perlu diperhatikan kembali bahwa dalam pembuatannya harus dilakukan secara optimal.
- Kepada seluruh masyarakat umumnya, dan pembaca khususnya, hendaknya lebih memanfaatkan barang-barang lebih optimal lagi dan agar lebih bermanfaat sehingga akan meliliki nilai jual yang tinggi.
DAFTAR
PUSTAKA
- Anonim. 2014. Sampah Organik, (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah_organik, di akses 12 Maret 2015).
- Anonim, Tanpa Tahun. 10 Buah Contoh Sampah Organik, (Online), (http://www.senyawaorganik.com/10-buah-contoh-sampah-organik/, di akses 12 Maret 2015).
- Anonim. 2014. Nangka, (Online), (id.wikipedia.org/wiki/nangka, di akses 12 Maret 2015).
- Anonim. 2014. Biogas, (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Biogas#Referensi, di akses 12 Maret 2015)
- Hermawan, Beni. dkk. 2007. Pemanfaatan Sampah Organik sebagai Sumber Biogas Untuk Mengatasi Krisis Energi Dalam Negeri. Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa. Universitas Lampung. Bandar Lampung, (Online), (http://www.chemistry.org/artikel_kimia/kimia_lingkungan/sampah_organik_sebagai_bahan_baku_biogas/, di akses 22 Maret 2015).
- Anonim. Tanpa Tahun. Sekilas Tentang Tanaman Nangka, (Online), (http://tipspetani.blogspot.com/2014/08/sekilas-tantang-tanaman-buah-nangka.html, di akses 22 Maret 2015)
- Imron Ali. 2011. Pemanfaatan Daun Nangka sebagai Bahan Dasar Tumisan
- Endarwati. 2006. Bakteri untuk Biogas, (Online), (http://endarwati-uny.blogspot.com/2006/08/bakteri-untuk-biogas.html, di akses 23 Maret 2015).
- Sari, Dewi Yuli Puspita. 2014. Kelebihan dan Kekurangan Biogas, (Online), (http://dewiyulipuspitasari09.blogspot.com/2014/04/teknik-pemanfaatan-biogas.html, di akses 23 Maret 2015).
BIODATA PESERTA
Nama Lengkap : Zubairi Ar Rasyid
Tempat tanggal lahir :
Surabaya, 19 April 1998
Jenis Kelamin :
Laki - Laki
Kelas :
Alamat
lengkap sekolah :
Jl.
PLK. Gg. 1 Bogo Kidul, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri. Kode Pos 64155, Provinsi
Jawa Timur. Telepon (0354) 528259
Alamat
lengkap rumah :
Jl.
Anggrek Dusun Kedungmalang, Desa Kedungmalang, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri.
Kode Pos 64153, Provinsi Jawa Timur. No. Handphone 087858591578
Nama
Orang Tua :
1. Ayah :
2. Ibu :
Pendidikan
Orang Tua :
1. Pendidikan
Ayah :
2. Pendidikan
Ibu :
Motto :
“Ketika
tidak ada satupun jalan keluar untuk memecahkan suatu masalah, doa bisa
mengubah segalanya”
Nah....itulah tips dan contoh dalam membuat karya tulis ilmiah yang baik dan benar, sekian dan sampai jumpa di lain kesempatan bye....bye
BIODATA PESERTA
Nama Lengkap : Zubairi Ar Rasyid
Tempat tanggal lahir :
Surabaya, 19 April 1998
Jenis Kelamin :
Laki - Laki
Kelas :
Alamat
lengkap sekolah :
Jl.
PLK. Gg. 1 Bogo Kidul, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri. Kode Pos 64155, Provinsi
Jawa Timur. Telepon (0354) 528259
Alamat
lengkap rumah :
Jl.
Anggrek Dusun Kedungmalang, Desa Kedungmalang, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri.
Kode Pos 64153, Provinsi Jawa Timur. No. Handphone 087858591578
Nama
Orang Tua :
1. Ayah :
2. Ibu :
Pendidikan
Orang Tua :
1. Pendidikan
Ayah :
2. Pendidikan
Ibu :
Motto :
“Ketika
tidak ada satupun jalan keluar untuk memecahkan suatu masalah, doa bisa
mengubah segalanya”
Nah....itulah tips dan contoh dalam membuat karya tulis ilmiah yang baik dan benar, sekian dan sampai jumpa di lain kesempatan bye....bye
0 komentar:
Posting Komentar