Raden Mass Boss

Belajar itu sangat menyenangkan dan nikmat kalau kita bisa mengikuti alurnya.........

  • Home
  • Business
    • Internet
    • Market
    • Stock
  • Parent Category
    • Child Category 1
      • Sub Child Category 1
      • Sub Child Category 2
      • Sub Child Category 3
    • Child Category 2
    • Child Category 3
    • Child Category 4
  • Featured
  • Health
    • Childcare
    • Doctors
  • Home
  • Business
    • Internet
    • Market
    • Stock
  • Downloads
    • Dvd
    • Games
    • Software
      • Office
  • Parent Category
    • Child Category 1
      • Sub Child Category 1
      • Sub Child Category 2
      • Sub Child Category 3
    • Child Category 2
    • Child Category 3
    • Child Category 4
  • Featured
  • Health
    • Childcare
    • Doctors
  • Uncategorized

Jumat, 21 Oktober 2016

MEMBUAT KARYA TULIS ILMIAH

 Unknown     22.04     No comments   

Langkah-Langkah Dalam Membuat Karya Tulis Ilmiah

Karya tulis merupakah bentuk karangan yang mengungkapkan ide, pikiran, dan perasaan penulisnya dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karya tulis yang digolongkan sebagai karya ilmiah merupakan karangan yang didasarkan pada kegiatan ilmiah.

Ciri-ciri khusus dari karya ilmiah, yaitu sebagai berikut :

  1. Logis, yakni segala keterangan yang disajikan dapat diterima dengan akal sehat.

  2. Sistematis, yakni segala yang dikemukakan disusun dalam urutan yang berkesinambungan.

  3. Objektif, yakni disajikan apa adanya.

  4. Tuntas, yakni semua masalah dikupas secara terperinci dan lengkap.

  5. Kebenaranya dapat diuji.

  6. Berlaku umum bagi semua populasi.

  7. Memakai bahasa yang baku sesuai kaidah dalam bahasa.

  1.  

Di dalam pembuatan karya ilmiah itu tak lepas dari rancangan dasar yaitu penyusunan struktur karya ilmiah itu harus benar dan urut....untuk itu saya berikan langkah-langkah dalam pembuatan karya tulis ilmiah yang baik dan benar. 

Berikut ini merupakan Langkah-langkah ketika akan menyusun kerangka karya tulis ilmiah, antara lain :

  1. Menentukan tema atau topik karya tulis.

  2. Membatasi topik dan menentukan judul karya tulis.

  3. Menentukan masalah serta tujuan penelitian.

  4. Mendaftar gagasan atau hal-hal yang nantinya akan dikembangkan dalam karya tulis berdasarkan tema atau topik yang harus dipilih.

  5. Menyusun kerangka karya tulis.

Sebuah karya tulis ilmiah terdiri atas tiga bagian berikut :

A. Bagian Awal

  1. Halaman sampul luar (cover)

  2. Halaman judul

  3. Halaman pengesahan

  4. Kata pengantar

B. Bagian Utama

  1. Pendahuluan, disini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, dan tujuan penulisan.

  2. Isi, disini berisi uraian lengkap dan terperinci dari tema atau masalah yang diungkapkan.

  3. Penutup, berisi kesimpulan dari isi karya tulis.

C.Bagian Akhir

  1. Daftar pustaka

  2. Lampiran-lampiram

Untuk lebih lengkapnya, berikut sistematika penulisan karya ilmiah :

A. Bagian Pembuka

  1. Cover

  2. Halaman judul

  3. Halaman pengesahan

  4. Abstraksi

  5. Kata pengantar

  6. Daftar isi

  7. Ringkasan isi

B. Bagian Isi

  1. Pendahuluan

  2. Latar belakang masalah

  3. Perumusan masalah

  4. Pembahasan atau pembatasan masalah

  5. Tujuan dari penelitian

  6. Manfaat penelitian

  7. Kajian teori atau tinjauan kepustakaan

  8. Pembahasan teori

  9. Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan

  10. Pengajuan hipotesis

C. Metodologi Penelitian

  1. Waktu serta tempat penelitian

  2. Metode dan rancangan penelitian

  3. Populasi dan sampel

  4. Instrumen penelitian

  5. Pengumpulan data dan analisis data

  6. Hasil Penelitian

  7. Jabaran varibel penelitian

  8. Hasil penelitian

  9. Pengajuan hipotesis

  10. Diskusi penelitian, mengungkapkan pandangan teoritis tentang hasil yang didapatnya

Bagian penunjang

  1. Daftar pustaka

  2. Lampiran- lampiran

  3. Daftar Tabel

Dan yang terakhir, yaitu format buku dalam pemembuatan karya tulis atau makalah, yaitu :

  • Ukuran kertas: A4 (kuarto)

  • Jenis font: Times New Roman atau bisa menggunakan Arial

  • Ukuran font: 12

  • Spasi: 1,5

Jarak tepi (margin):

  • kiri= 4cm,

  • atas= 4cm,

  • kanan= 3cm,

  • bawah= 3cm



BERIKUT ADALAH CONTOH KARYA TULIS ILMIAH

Bidang Penelitian: Ilmu Pengetahuan Hayati (Life Sciences)
 KARYA TULIS ILMIAH


PEMANFAATAN SAMPAH DAUN NANGKA SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN BIOGAS PENGGANTI ELPIJI

Disusun Oleh:
ZUBAIRI AR RASYID




UPTD SMA NEGERI 1 PLEMAHAN
Jl. PLK. Gg. 1 Bogo Kidul Plemahan – kediri Telp. (0354) 528259
TAHUN 2015



LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis yang telah disusun oleh Zubairi Ar Rasyid, dengan judul Pemanfaatan Sampah Daun Nangka sebagai Bahan Pembuatan Biogas Pengganti Elpiji ini telah diperiksa dan disetujui pada 1 April 2015.










Mengetahui,

Kepala UPTD SMAN 1 Plemahan                                        Pembimbing,



            Dra.Lilik Saptaningsih M.M                              Moh. Ashari, S.Pd. M.Si                
 Pembina Tk. 1                                                         NIP. 19660618 200701 1 015
                 NIP. 19580308 198303 2 006





LEMBAR PERSETUJUAN
Karya tulis dengan judul Pemanfaatan Sampah Daun Nangka sebagai Bahan Pembuatan Biogas Pengganti Elpiji ini telah disetujui untuk diikutsertakan dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah.










                                                                                       Mengetahui,
                                                                                   Guru Pembimbing





                                                                                  Moh. Ashari, S.Pd. M.Si
                                                                                  NIP. 19660618 200701 1 015 





ABSTRAK
Ar-Rasyid, Zubairi, dkk. 2015. Pemanfaatan Sampah Daun Nangka sebagai Bahan Pembuatan Biogas Pengganti Elpiji. Karya Tulis, Pembimbing: Moh. Ashari, S.Pd. M.Si.
Kata Kunci: Sampah Organik, Sampah Anorganik dan Biogas.
Sampah dibagi menjadi 2 jenis yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah organik biasanya berasal dari bahan-bahan yang sifatnya alami, contohnya: sayuran busuk, kotoran ayam, daun-daunan dan masih banyak lagi. Sampah anorganik biasanya berasal dari pabrik-pabrik industri, perkantoran, home stay dan lain-lain. Sedangkan sampah yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan biogas ini adalah sampah organik. Sampah organik yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah sampah daun nangka. Sampah daun nangka dipilih untuk dimanfaatkan menjadi biogas karena di lingkungan penulis khususnya di Desa Kedungmalang terdapat pohon nangka yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
Masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah: Bagaimana pemanfaatan daun nangka sebagai bahan pembuatan biogas, bagaimana proses terbentuknya biogas dari bahan sampah daun nangka, bagaimana potensi daun nangka sebagai pembuatan biogas dan apa keunggulan biogas dari sampah daun nangka dibandingkan dengan elpiji.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas berupa sampah daun nangka dan variabel terikat berupa biogas yang dihasilkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Desa Kedungmalang bahwa tanaman pohon nangka telah dibudidayakan oleh masyarakat sekitar. Akan tetapi, yang dimafaatkan oleh masyarakat itu adalah buahnya, Padahal sampah daun nangka itu bisa dimanfaatkan kalau masyarakat jeli dalam memanfaatkannya, yaitu dijadikan biogas.



KATA PENGANTAR
Penulis bersyukur ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah dengan judul Pemanfaatan Sampah Daun Nangka sebagai Bahan Pembuatan Biogas Pengganti Elpiji.
Keberhasilan penulis dalam menyusun karya tulis ilmiah ini tentunya tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1.      Ibu Dra. Lilik Saptaningsih M.M, selaku kepala UPTD SMA Negeri 1 Plemahan.
2.      Bapak Moh. Ashari, S.Pd. M.Si, selaku guru pembimbing yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
3.      Orang tua penulis yang telah banyak memberi dukungan baik moril maupun materiil.
4.      Rekan-rekan yang telah membantu dalam menyusun karya tulis ilmiah ini.               
Akhir kata, penulis menyadari bahwa tiada gading yang tak retak. Begitu juga karya tulis ini, tentunya masih banyak kekurangan yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu, saran dan kritik dari para pembaca sangat penulis harapkan demi penyempurnaan karya tulis di kemudian hari. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca sekalian pada umumnya.


Plemahan, 31 Maret 2015

Penulis



DAFTAR ISI

Halaman Judul..........................................................................................      1
Lembar Pengesahan..................................................................................      2
Lembar Persetujuan..................................................................................      3
Abstark........................................................................................................     4
Kata Pengantar..........................................................................................      5
Daftar Isi.....................................................................................................     6
BAB I PENDAHULUAN
            1.1 Latar Belakang........................................................................      7
            1.2 Rumusan Masalah....................................................................     8
            1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................     8
            1.4 Manfaat Penelitian...................................................................     8
            1.5 Batasan Masalah......................................................................     8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
            2.1 Sampah Daun Nangka.............................................................     9
            2.2 Karakteristik Daun Nangka....................................................     11
2.3 Biogas ........................................................................................     14
BAB III METODE PENELITIAN
            3.1 Metode Penelitian....................................................................     17
            3.2 Hasil Percobaan......................................................................      17
BAB IV PEMBAHASAN
            4.1 Hasil Pengamatan...................................................................      20
            4.2 Pembahasan...........................................................................       20
BAB V PENUTUP
            5.1 Kesimpulan.............................................................................      26
            5.2 Saran......................................................................................       26
Daftar Pustaka..........................................................................................      27
Biodata Penulis.........................................................................................      28



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampah merupakan konsekuensi kehidupan yang sering menimbulkan masalah dan jumlahnya akan semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan beragam aktivitasnya. Peningkatan jumlah penduduk berarti peningkatan jumlah timbunan sampah, dan semakin beragam aktivitas berarti semakin beragam jenis sampah yang dihasilkan. Karenanya, sampah harus mulai dipandang sebagai sumber daya. Ini berarti kebiasaan membuang sampah harus diubah menjadi mengolah sampah. Konsep yang dapat digunakan dalam mengolah sampah, adalah konsep 4R, yaitu:
  1.  Reduce: mengurangi penggunaan produk yang akan menghasilkan sampah.
  2. Reuse: menggunakan ulang, menjual atau menyumbangkan barang-barang yang masih dapat dimanfaatkan.
  3. Recycle: memodifikasi benda yang tadinya tidak bermanfaat, menjadi bermanfaat.
  4. Recovery: upaya pengambilan kembali atau pemanfaatan material yang masih dapat dimanfaatkan.
Sampah di bagi menjadi dua jenis yaitu sampah organik dan sampah anorganik, dan dalam karya Ilmiah yang kami kerjakan ini kami memilih untuk memanfaatkan sampah yang berjenis organik, yaitu sampah daun nangka, jenis sampah ini banyak kita temui di lingkungan sekitar kita. Alasan penulis memilih sampah daun nangka adalah karena di lingkungan penulis khususnya di desa Kedungmalang terdapat pohon nangka yang belum dimanfaatkan secara maksimal, Yaitu masyarakat sekitar hanya memanfaatkan buahnya saja, sedangkan yang lainnya belum dimanfaatkan secara maksimal terutama pada sampahnya, khususnya daunnya, Oleh karena itu, penulis mengangkat tema Pemanfaatan Sampah Daun Nangka sebagai Bahan Pembuatan Biogas Pengganti Elpiji. 

 1.2 Rumusan Masalah
  1. Bagaimana pemanfaatan daun nangka sebagai bahan pembuatan biogas?
  2. Bagaimana proses terbentuknya biogas dari bahan sampah daun nangka?
  3. Bagaimana potensi daun nangka sebagai pembuatan biogas?
  4. Apa keunggulan biogas dari sampah daun nangka dibandingkan dengan elpiji?
1.3  Tujuan Penelitian
  1.  Mengetahui pemanfaatan daun nangka sebagai bahan pembuatan biogas.
  2.  Mengetahui proses terbentuknya biogas dari bahan sampah daun nangka.
  3.  Mengetahui potensi daun nangka sebagai bahan pembuatan biogas.
  4.  Mengetahui keunggulan biogas dari bahan sampah daun nangka.
1.4  Manfaat Penelitian
  1.  Dapat melestarikan lingkungan hidup dan mencegah pencemaran lingkungan.
  2.  Dapat meningkatkan nilai guna daun nangka.
  3. Dapat menghemat penggunaan kompor elpiji dan mengurangi ketergantungan pada kompor elpiji.
1.5  Batasan Masalah 
  1.  Daun nangka yang digunakan dalam pembuatan biogas adalah daun yang sudah jatuh dari rantingnya.
  2. Karya tulis ini hanya membahas bagaimana pemanfaatan daun nangka sebagai bahan pembuatan biogas. 
  3. Semua daun dari tumbuhan bisa dimanfaatkan untuk dijadikan biogas, Tetapi penulis hanya memanfaatkan dari daun nangka saja



BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Sampah Organik
Sampah Organik adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar. Organik adalah proses yang kokoh dan relatif cepat, maka tanda apa yang kita punya untuk menyatakan bahwa bahan-bahan pokok kehidupan, sebutlah molekul organik, dan planet-planet sejenis, ada juga di suatu tempat di jagad raya? Sekali lagi beberapa penemuan baru memberikan rasa optimis yang cukup penting. Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos).

Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput dan bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik.
Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan.Sampah organik sendiri dibagi menjadi:
  • Sampah organik basah: Istilah sampah organik basah dimaksudkan sampah mempunyai kandungan air yang cukup tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa sayuran.    
  • Sampah organik kering: Sementara bahan yang termasuk sampah organik kering adalah bahan organik lain yang kandungan airnya kecil. Contoh sampah organik kering di antaranya kertas, kayu atau ranting pohon dan dedaunan kering.
contoh sampah organik, yang sering kita jumpai di lingkungan sekitar kita diantaranya adalah:
  • Sisa-sisa makanan, sisa makanan ini merupakan atau termasuk kedalam golongan sampah organik karena sifatnya yang dapat kita daur ulang kembali menjadi kompos.
  • Kulit biji dari buah sayur, kulit biji dari buah sayur merupakan salah satu kelompok sampah organik karena kulit dan biji dari sayuran biasanya hanya dibuang begitu saja oleh para pedagang atau konsumen sayuran.
  • Tulang ikan, tulang ikan juga merupakan termasuk golongan sampah dan biasanya sampah organik ini dihasilkan oleh restoran-restoran penyaji makanan serba ikan.
  • Kotoran hewan atau sapi, kotoran hewan merupakan salah satu sampah organik yang memiliki guna atau manfaat yang cukup baik. Salah satu diantaranya kotoran sapi, kotoran sapi merupakan bagian dari 10 buah contoh sampah organik yang dapat dimanfaatkan menjadi biogas alam.
  • Kotoran manusia, juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi, Cuma terkadang kita jijik akan satu contoh sampah ini.
  • Kayu, kayu merupakan salah satu sampah organik lainnya yang mungkin tidak ada gunanya bagi sebagian orang, namun apabila berada di tangan orang yang kreatif sampah kayu ini dapat dimanfaatkan menjadi sumber energi yang terbaharukan karena mengandung sellulosa.
  • Dedaunan, dedaunan yang rotok dari pohon apabila tidak dilakukan perawaatan tertentu akan menjadi salah satu sampah organik yang dapat kita gunakan sebagai bahan utama kompos atau dapat dijadikan biogas alam.
  • Bangkai hewan, bangkai hewan merupakan salah satu sampah organik yang mungkin tidak dapat kita manfaatkan secara utuh. Namun untuk bakteri pengurai bangkai hewan merupakan makananan kesukaan mereka.
  • Limbah pabrik kulit, pabrik merupakan salah satu sumber sampah organik yang sangat luar biasa, karena ketidakmampuan kita untuk mengolah kembali limbah tersebut, hal yang dapat kita lakukan hanyalah mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh sampah organik dari pabrik ini.
  • Sampah organik dari rumah sakit, rumah sakit merupakan tempat orang untuk memulihkan diri. Tidak dapat kita pungkiri jika dalam rumah sakit pasti menghasilkan limbah atau sampah organik yang mengharuskan kita untuk melakukan treatment khusus untuk dapat mengurainya kembali kedalam bentuk tanah.


2.2 Karakteristik Daun Nangka
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Plantae
Divisi:
Magnoliophyta
Kelas:
Magnoliopsida
Ordo:
Rosales
Famili:
Moraceae
Genus:
Artocarpus
Spesies:
Artocarpus  heterophyllus

Nangka (Artocarpus heterophyllus) adalah tanaman jenis buah tahunan yang tergolong ke dalam famili malvales dan hanya tumbuh di daerah yang beriklim tropis. Tanaman nangka dapat dikenali dari berbagai penampilan fisiknya yang antara lain dari akar, batang, daun, buah dan bunga. Pohon nangka umumnya berukuran sedang, sampai sekitar 20 m tingginya, walaupun ada yang mencapai 30 meter. Batang bulat silindris, sampai berdiameter sekitar 1 meter. Tajuknya padat dan lebat, melebar dan membulat apabila di tempat terbuka. Seluruh bagian tumbuhan mengeluarkan getah putih pekat apabila dilukai. Daun tunggal, tersebar, bertangkai 1–4 cm, helai daun agak tebal seperti kulit, kaku, bertepi rata, bulat telur terbalik sampai jorong (memanjang), 3,5-12 × 5–25 cm, dengan pangkal menyempit sedikit demi sedikit, dan ujung pendek runcing atau agak runcing. Daun penumpu bulat telur lancip, panjang sampai 8 cm, mudah rontok dan meninggalkan bekas serupa cincin.
Tumbuhan nangka berumah satu (monoecious), perbungaan muncul pada ketiak daun pada pucuk yang pendek dan khusus, yang tumbuh pada sisi batang atau cabang tua. Bunga jantan dalam bongkol berbentuk gada atau gelendong, 1-3 × 3–8 cm, dengan cincin berdaging yang jelas di pangkal bongkol, hijau tua, dengan serbuk sari kekuningan dan berbau harum samar apabila masak. Bunga nangka disebut babal. Setelah melewati umur masaknya, babal akan membusuk (ditumbuhi kapang) dan menghitam semasa masih di pohon, sebelum akhirnya terjatuh.
Bunga betina dalam bongkol tunggal atau berpasangan, silindris atau lonjong, hijau tua.Buah majemuk (syncarp) berbentuk gelendong memanjang, seringkali tidak merata, panjangnya hingga 100 cm, pada sisi luar membentuk duri pendek lunak. 'Daging buah', yang sesungguhnya adalah perkembangan dari tenda bunga, berwarna kuning keemasan apabila masak, berbau harum-manis yang keras, berdaging, kadang-kadang berisi cairan (nektar) yang manis. Biji berbentuk bulat lonjong sampai jorong agak gepeng, panjang 2–4 cm, berturut-turut tertutup oleh kulit biji yang tipis coklat seperti kulit, endokarp yang liat keras keputihan, dan eksokarp yang lunak.
Keping bijinya tidak setangkup Nangka terutama dipanen buahnya. "Daging buah" yang matang seringkali dimakan dalam keadaan segar, dicampur dalam es, dihaluskan menjadi minuman (jus), atau diolah menjadi aneka jenis makanan daerah: dodol nangka, kolak nangka, selai nangka, nangka-goreng-tepung, keripik nangka dan lain-lain. Nangka juga digunakan sebagai pengharum es krim dan minuman, dijadikan madu-nangka, konsentrat atau tepung.
Biji nangka, dikenal sebagai "beton", dapat direbus dan dimakan sebagai sumber karbohidrat tambahan.Buah nangka muda sangat digemari sebagai bahan sayuran. Di Sumatera, terutama di Minangkabau, dikenal masakan gulai cubadak (gulai nangka). Di Jawa Barat buah nangka muda antara lain dimasak sebagai salah satu bahan sayur asam. Di Jawa Tengah dikenal berbagai macam masakan dengan bahan dasar buah nangka muda (disebut gori), seperti sayur lodeh, sayur megana, oseng-oseng gori dan jangan gori (sayur nangka muda). Di Jogyakarta nangka muda terutama dimasak sebagai gudeg. Sementara di seputaran Jakarta dan Jawa Barat, bongkol bunga jantan (disebut babal atau tongtolang) kerap dijadikan bahan rujak.
Ketupat gulai nangka, contoh olahan dari "buah" nangka muda. Daun-daun nangka merupakan pakan ternak yang disukai kambing, domba maupun sapi. Kulit batangnya yang berserat, dapat digunakan sebagai bahan tali dan pada masa lalu juga dijadikan bahan pakaian. Getahnya digunakan dalam campuran untuk memerangkap burung, untuk memakal (menambal) perahu dan lain-lain. Kayunya berwarna kuning di bagian teras, berkualitas baik dan mudah dikerjakan. Kayu ini cukup kuat, awet dan tahan terhadap serangan rayap atau jamur, serta memiliki pola yang menarik, gampang mengkilap apabila diserut halus dan digosok dengan minyak. Karena itu kayu nangka kerap dijadikan perkakas rumah tangga, mebel, konstruksi bangunan, konstruksi kapal sampai ke alat musik. Dari kayunya juga dihasilkan bahan pewarna kuning untuk mewarnai jubah para pendeta Buddha.
Daun tanaman ini juga di rekomendasikan oleh pengobatan ayurveda sebagai obat antidiabetes karena ekstrak daun nangka memberi efek hipoglikemi (Chandrika, 2006). Selain itu daun pohon nangka juga dapat digunakan sebagai pelancar ASI, borok (obat luar), dan luka (obat luar). Daging buah nangka muda (tewel) dimanfaatkan sebagai makanan sayuran yang mengandung albuminoid dan karbohidrat. Sementara biji nangka dapat digunakan sebagai obat batuk dan tonik (Heyne. K, 1987). Biji nangka dapat diolah menjadi tepung yang digunakan sebagai bahan baku industri makanan (bahan makan campuran). Khasiat kayu sebagai anti spasmodic dan sedative, daging buah sebagai ekspektoran, daun sebagai laktagog. Kayu nangka dianggap lebih unggul daripada jati untuk pembuatan meubel, konstruksi bangunan pembubutan, tiang kapal, untuk tiang kuda dan kandang sapi, dayung, perkakas, dan alat musik. Getah kulit kayu juga telah digunakan sebagai obat demam, obat cacing dan sebagai antiinflamasi.
Pohon nangka dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Kandungan kimia dalam kayu adalah morin, sianomaklurin (zat samak), flavon, dan tanin. Selain itu, dikulit kayunya juga terdapat senyawa flavonoid yang baru, yakni morusin, artonin E, sikloartobilosanton, dan artonol B (Ersam T, 2001). Bioaktivitasnya terbukti secara empiric sebagai antikanker, antivirus, antiinflamasi, diuretil, dan antihipertensi (Ersam T, 2001).

2.3 Biogas
Biogas merupakan energi terbarukan yang dapat dihasilkan dengan teknologi tepat guna yang relatif lebih sederhana dan sesuai untuk daerah pedesaan. Energi biogas memproses limbah bio atau bio massa di dalam alat kedap udara yang disebut digester. Biomassa berupa limbah dapat berupa kotoran ternak bahkan tinja manusia, sisa-sisa panenan seperti jerami, sekam dan daun-daunan sortiran sayur dan sebagainya. Biogas adalah suatu gas methan yang terbentuk karena proses fermentasi secara anaerobik (tanpa udara) oleh bakteri methan atau Methanobacterium disebut juga bakteri anaerobik dan bakteri biogas yang mengurangi sampah-sampah yang banyak mengandung bahan organik (biomassa) sehingga terbentuk gas methan (CH4) yang apabila dibakar dapat menghasilkan energi panas.
Metana juga terjadi menjadi komponen utama dalam gas alam, dengan pemurnian sedikit, energi biogas dapat menambah atau mengganti bahan bakar fosil tanpa infrastruktur atau peralatan baru. Setelah dimurnikan, biogas dapat disuntikkan langsung ke jaringan pipa gas alam yang ada. Hal ini memungkinkan biogas, kadang-kadang dikenal sebagai biometana dalam bentuk yang ditingkatkan, untuk digunakan dalam pembangkit listrik tenaga gas alam. Ini juga berarti bahwa mobil dan truk dirancang untuk berjalan pada gas alam dapat menggunakan biogas sebagai bahan bakar. Biogas juga dapat digunakan dalam program kompensasi karbon. Dalam banyak kasus, produsen energi biogas membakar metana dan gas rumah kaca lainnya yang seharusnya dapat dilepaskan ke atmosfer. Selain produktif penghasilan dari pembangkit listrik, produsen ini, apakah petani tunggal atau sebuah perusahaan besar, bisa menjual nilai karbon untuk utilitas listrik dan perusahaan lain.
Seperti halnya dengan semua sumber energi, biogas memang memiliki kelemahan. Meskipun dapat mengurangi emisi gas rumah kaca, biogas tidak sepenuhnya bebas polusi. Karena digester ini dirancang untuk menjadi ramah terhadap bakteri, ada potensi untuk pertumbuhan mikroorganisme berbahaya. Metana mudah meledak, dan tindakan pencegahan harus diambil ketika menangani atau pengangkutan itu. Namun, banyak keuntungan dari energi biogas malahan berarti penggunaannya kemungkinan akan terus meningkat di seluruh dunia. Komposisi biogas bervariasi tergantung dengan asal proses anaerobik yang terjadi. Gas landfill memiliki konsentrasi metana sekitar 50%, sedangkan sistem pengolahan limbah maju dapat menghasilkan biogas dengan 55-75% CH4.
Tabel 1. Komposisi Biogas
Komponen
%
Metana (CH4)
55-75
Karbon dioksida (CO2)
25-45
Nitrogen (N2)
0-0.3
Hidrogen (H2)
1-5
Hidrogen sulfida (H2S)
0-3
Oksigen (O2)
0.1-0.5
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Biogas#Referensi

Nilai Potensial Biogas
Biogas yang bebas pengotor (H2O, H2S, CO2, dan partikulat lainnya) dan telah mencapai kualitas pipeline adalah setara dengan gas alam. Dalam bentuk ini, gas tersebut dapat digunakan sama seperti penggunaan gas alam. Pemanfaatannya pun telah layak sebagai bahan baku pembangkit listrik, pemanas ruangan, dan pemanas air. Jika dikompresi, biogas dapat menggantikan gas alam terkompresi yang digunakan pada kendaraan. Di Indonesia nilai potensial pemanfaatan biogas ini akan terus meningkat karena adanya jumlah bahan baku biogas yang melimpah dan rasio antara energi biogas dan energi minyak bumi yang menjanjikan. Berdasarkan sumber Departemen Pertanian, nilai kesetaraan biogas dengan sumber energi lain adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Kesetaraan Biogas dengan Sumber Energi lain
Bahan Bakar
Jumlah
Biogas
Elpiji
Minyak tanah
Minyak solar
Bensin
Gas kota
Kayu bakar
1 m3
0,46 kg
0,62 liter
0,52 liter
0,80 liter
1,50 m3
3,50 kg
Sumber: http://www.alpensteel.com/article/67-107-energi-bio-gas/263--teknologi-pembuatan-biogas-secara-sederhana



BAB III
METODE PENELITIAN
Metode dalam sebuah penulisan merupakan hal yang penting yang tidak dapat diabaikan. Kesalahan metodologis akan berakibat pada hasil akhir yang diperolehnya. Rangkaian metodologis yang dilakukan dalam penulisan ini mencakup beberapa hal, seperti teknik pengumpulan data dan analisis data.
Metode penulisan memiliki peran besar atas berhasil tidaknya sebuah penelitian. Penyesuaian metode tersebut akan mengarahkan tercapainya tujuan penelitian yang ditetapkan. Oleh karena itu, penulis menggunakan metode studi kepustakaan dalam penulisan karya ilmiah ini.

3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

  • Ø  Variabel Bebas: Sampah Daun Nangka.
  • Ø  Variabel Terikat: Biogas yang dihasilkan.


3.2 Hasil Percobaan
Percobaan ke-1     
3.2.1 Alat Penelitian

  1.  Plastik Ukuran 5 kg.
  2. Pipa.
  3. Selang.
  4. Kran.
  5. Kompor Elpiji.

3.2.2 Bahan Penelitian

  1. Sampah Organik (Daun Nangka).
  2. Pupuk Phonska.
  3. Tetes Tebu.

3.2.3 Metode Eksperimen
Pembuatan Biogas dari Sampah Daun Nangka

  1. Tumbuk sampah daun nangka sampai halus.
  2. Masukan ke dalam salah satu plastik yang telah disediakan (ada 2 Plastik, yang satu untuk sampah daun nangka sedangkan yang satunya lagi untuk penampung biogas).
  3. Campurkan dengan pupuk Phonska, tetes tebu dan ditutup.
  4. Tunggu selama 1 minggu atau paling lama 3 minggu.
  5. Setelah itu barulah menjadi biogas.

Dalam percobaan yang ke-1 dalam pembuatan biogas dari sampah daun nangka dapat menghasilkan biogas, akan tetapi biogas yang dihasilkan sedikit (menyala,  langsung kembali padam).

Percobaan ke-2
3.2.4 Alat Penelitian

  1. Timba.
  2. Pipa.
  3. Selang.
  4. Kran.
  5. Kompor Elpiji.

3.2.5 Bahan Penelitian

  1. Sampah Organik (Daun Nangka).
  2. Pupuk Urea.
  3. Tetes Tebu.

3.2.6 Metode Eksperimen
Pembuatan Biogas dari Sampah Daun Nangka

  1. Tumbuk sampah daun nangka sampai halus.
  2. Setelah itu, Masukan ke dalam salah satu timba yang telah disediakan (ada 2 timba, yang satu untuk sampah daun nangka sedangkan yang satunya lagi untuk penampung biogas).
  3. Campurkan dengan pupuk urea, tetes tebu dan ditutup.
  4. Tunggu selama 1 minggu atau paling lama 3 minggu.
  5. Setelah itu barulah menjadi biogas.

Dalam percobaan yang ke-2 dalam pembuatan biogas dari sampah daun nangka tidak dapat menghasilkan biogas, mungkin dalam pengerjaannya kurang teliti, bahan yang digunakan untuk menampung biogas berupa 2 buah timba itu mungkin dalam menutupnya kurang rapat, perbandingan antara sampah, pupuk urea dan tetes tebu itu tidak diperhitungkan, hanya sekedar mengira-ngira saja sehingga tidak terbentuk biogas.       




BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Berdasarkan pengamatan penulis di Desa Kedungmalang, Kecamatan Papar, dapat diketahui bahwa tanaman pohon nangka telah dibudidayakan oleh masyarakat sekitar. Akan tetapi, yang dimafaatkan oleh masyarakat itu adalah buahnya. Contohnya: ada yang dijadikan kripik nangka, kolak nangka, selai nangka dan masih banyak yang lainnya. Disisi lain daun nangkanya yang sudah memulai menguning rontok (gugur), dan masyarakat hanya membiarkan begitu saja, Padahal daun nangka itu bisa dimanfaatkan kalau masyarakat jeli dalam memanfaatkannya, terutama sebagai Energi Alternatif Pengganti Elpiji atau biasa disebut Biogas.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Pemanfaatan Daun Nangka sebagai Bahan Pembuatan Biogas
         
Manfaat Tanaman Nangka
Daging buah nangka muda (tewel) dimanfaatkan sebagai makanan sayuran. Tepung biji nangka digunakan sebagai bahan baku industri makanan (bahan makan campuran). Daun muda dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Kayu nangka dianggap lebih unggul daripada jati untuk pembuatan meubel, konstruksi bangunan pembubutan, tiang kapal, untuk tiang kuda dan kandang sapi ( di Priangan), dayung, perkakas, dan alat musik. Daun nangka juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan biogas yang sangat membantu masyarakat dalam memasak sehari-hari.
Daun-daun nangka pada umumnya merupakan pakan ternak yang disukai kambing, domba maupun sapi. Padahal daun nangka memiliki kegunaan sebagai obat antidiabetes karena ekstrak daun nangka memberi efek hipoglikemi. Selain itu daun pohon nangka juga dapat digunakan sebagai pelancar ASI, borok (obat luar), dan luka (obat luar) dapat digunakan sebagai obat tradisional. Dari penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan kepada masyarakat untuk lebih memanfaatkan daun nangka, bukan hanya sebagai pakan ternak, tetapi sebagai bahan pangan juga.

Kandungan Kimia dan Manfaat Tanaman
Daun tanaman ini di rekomendasikan oleh pengobatan ayurveda sebagai obat antidiabetes karena ekstrak daun nangka memberi efek hipoglikemi (Chandrika, 2006). Selain itu daun pohon nangka juga dapat digunakan sebagai pelancar ASI, borok (obat luar), dan luka (obat luar). Daging buah nangka muda (tewel) dimanfaatkan sebagai makanan sayuran yang mengandung albuminoid dan karbohidrat. Sedangkan biji nangka dapat digunakan sebagai obat batuk dan tonik (Heyne. 1987). Biji nangka dapat diolah menjadi tepung yang digunakan sebagai bahan baku industri makanan (bahan makan campuran). Khasiat kayu sebagai antispasmodic dan sedative, daging buah sebagai ekspektoran, daun sebagai laktagog. Getah kulit kayu juga telah digunakan sebagai obat demam, obat cacing dan sebagai antiinflamasi.
Pohon nangka dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Kandungan kimia dalam kayu adalah morin, sianomaklurin (zat samak), flavon, dan tannin. Selain itu, dikulit kayunya juga terdapat senyawa flavonoid yang baru, yakni morusin, artonin E, sikloartobilosanton, dan artonol B (Ersam, 2001). Bioaktivitasnya terbukti secara empirik sebagai antikanker, antivirus, antiinflamasi, diuretil, dan anti hipertensi (Ersam, 2001).

Daun nangka yang selama ini belum diolah menjadi barang yang berguna, telah diteliti untuk dimanfaatkan menjadi inovasi masakan yaitu dengan cara di tumis. Dalam meneliti, penulis menggunakan perbedaan pada cara pengolahan hal ini ditujukan untuk mengetahui cara yang tepat dalam pengolahan daun nangka. Perbedaan-perbedaan itu akan memberikan perbandingan hasil yang dijadikan sebagai acuan terpakainya perlakuan yang diuji atau tidak. Dengan berbagai pertimbangan mengenai kelayakan penyajian, peneliti menyimpulkan cara yang tepat dalam pengolahan daun nangka adalah dengan cara perebusan. Dengan demikian, dari hasil itu ditarik garis-garis cara ( langkah kerja ) mulai dari perebusan sampai penumisan daun nangka hingga layak di jadikan bahan dasar masakan yaitu dengan cara ditumis.

4.2.2 Proses terbentuknya Biogas dari Bahan Sampah Daun Nangka
Teknologi Anaerobik
Pada prinsipnya teknologi anaerobik adalah proses dekomposisi (penguraian) biomassa (residu/sampah) secara mikrobiologis dalam kondisi anaerobik (tanpa oksigen). Secara garis besar bahan baku yang diperlukan untuk teknologi anaerobik adalah berupa sampah pasar tradisional (berjenis sampah basah), mikroorganisme, dan air. Sedangkan perangkat yang diperlukan dalam teknologi anaerobik ini terdiri dari digester sebagai tempat berlangsungnya proses anaerobik, penampung biogas, dan perangkat pemanfaatan biogas yang dihasilkan, serta beberapa komponen pendukung seperti stop kran, pipa, dan perangkat pengaman. Hal ini dengan jelas mencerminkan bahwa teknologi anaerobik adalah teknologi yang murah, karena semua bahan baku tersebut dapat diperoleh dengan cara mudah dan dalam jumlah yang besar. Sedangkan untuk digester dan penampung gas dapat dibuat dari bahan-bahan bangunan seperti semen dan pasir, sehingga biaya pembuatannya relatif murah.
Gambar Desain Sederhana Perangkat Teknologi Anaerobik
Secara ilmiah, biogas yang dihasilkan dari reaktor sampah daun nangka ini adalah gas yang bersifat mudah terbakar (flammable). Gas ini dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi tanpa udara) seperti Pseudomonas, Flavobacterium, dan Methanobacterium. Bila sampah-sampah basah tersebut membusuk, akan dihasilkan gas metana (CH4).
Gas metana terkenal luas sebagai bahan bakar ramah lingkungan, karena dapat terbakar dengan sempurna sehingga tidak menghasilkan asap yang berpengaruh buruk terhadap kualitas udara. Karena sifatnya tersebut, gas metana merupakan gas bernilai ekonomis tinggi. Apabila jumlah bahan baku yang digunakan lebih banyak lagi, maka biogas tersebut dapat dimanfaatkan untuk keperluan bahan bakar genset ataupun penggerak turbin pembangkit listrik tenaga uap.
Selain gas metana, produk bermutu lainnya dari teknologi anaerobik adalah pupuk organik yang siap pakai dengan kandungan unsur hara yang jauh lebih tinggi dibanding bahan baku awalnya. Hal ini dikarenakan telah terjadi pemekatan berbagai unsur hara dalam residu proses anaerobik karena lepasnya senyawa kimia karbon dan hidrogen dalam proses pembentukan gas metana. Disamping dua produk diatas, teknologi anaerobik juga mempunyai nilai tambah yaitu :

  1. Biogas diharapkan dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan minyak yang jumlahnya terbatas dan harganya yang cukup mahal.
  2. Teknologi ini dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan menciptakan kondisi pasar tradisional yang bersih, sehat, dan nyaman.
  3. Mengatasi kelangkaan pupuk. Jadi, dengan adanya sumber energi alternatif seperti biogas dan biomas memiliki banyak keuntungan diantaranya dapat mengurangi timbunan sampah yang semakin bertambah, dapat menghemat pemakaian sumber energi yang tidak dapat diperbaharui seperti minyak bumi, gas, dan batu bara, dan dapat mengurangi efek rumah kaca.


4.2.3 Potensi Daun Nangka sebagai Pembuatan Biogas
Limbah sampah daun sering dianggap sebagai masalah di hampir setiap wilayah indonesia karena dapat mencemari lingkungan. Namun, limbah ini memiliki kesempatan untuk digunakan sebagai biogas atau pupuk kompos. Dalam penelitian, sampah daun nangka (Artocarpus heterophyllus) mengalami perubahan jumlah serat mentah sebelum dan sesudah fermentasi organik. Sampah daun kering dengan proporsi yang berbeda dari daun nangka (Artocarpus heterophyllus), Diharapkan bahwa fermentasi limbah ini dicampur dengan proporsi yang berbeda dari ditumbuk halus daun nangka kering akan meningkatkan daya cerna serat kasar dalam campuran.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menciptakan energi alternatif yang ramah lingkungan yaitu pembuatan biogas. Diharapkan bahwa informasi akan diperoleh dari percobaan ini dalam hal penggunaan limbah sampah daun nangka, sebagai bahan pembuatan biogas, Dengan persentase daun nangka didasarkan pada bahan kering yang digunakan dalam percobaan ini. Analisis varians menunjukkan bahwa perubahan antara jumlah total serat kasar dalam campuran sebelum dan setelah fermentasi berpotensi menghasilkan biogas. Bahwa sampah daun nangka ditumbuk halus secara bahan kering ke dalam limbah sampah dedaunan mempengaruhi kadar serat kasar dan dapat dihasilkan biogas dari campuran sebelum dan setelah fermentasi. Disimpulkan bahwa sampah daun nangka sangat berpotensi untuk dijadikan biogas dan dapat menciptakan energi alternatif yaitu dengan cara fermentasi dengan melalui beberapa tahap atau proses.

4.2.4 Keunggulan Biogas dari Sampah Daun Nangka dibandingkan dengan Elpiji

  1. Kelebihan yang dapat diperoleh dari biogas terhadap lingkungan, antara lain: 
  2. Proses memasak jadi lebih bersih, dan sehat karena tidak mengeluarkan asap. 
  3. Dapat berkontribusi menurunkan emisi gas rumah kaca melalui pengurangan pemakaian bahan bakar kayu dan bahan bakar minyak.
  4. Realatif lebih aman dari ancaman bahaya kebakaran.
  5. Mengurangi penggunaan bahan bakar lain (minyak tanah, kayu, dsb) oleh rumah tangga atau komunitas.
  6. Menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi sebagai hasil sampingan.
  7. Menjadi metode pengolahan sampah (raw waste) yang baik dan mengurangi pembuangan sampah ke lingkungan (aliran air/sungai).
  8. Meningkatkan kualitas udara karena mengurangi asap dan jumlah karbodioksida akibat pembakaran bahan bakar minyak/kayu bakar.
  9. Secara ekonomi, murah dalam instalasi serta menjadi investasi yang menguntungkan dalam jangka panjang.

 

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

  1. Sampah organik (Daun Nangka) berpotensi sebagai pembuatan biogas pengganti elpiji.
  2. Selama ini banyak masyarakat manganggap sampah organik hanya di buang begitu saja dan tidak dimanfaatkan dengan maksimal, padahal kalau kita punya keinginan mengubah untuk hal yang bermanfaat, kita bisa mengubahnya menjadi energi terbaharukan yaitu energi alternatif untuk pengganti elpiji, khususnya dijadikan biogas.
  3. Selain itu, kita bisa memahami proses terbentuknya biogas dari sampah daun nangka
  4. Biogas dari sampah daun nangka memiliki beberapa keunggulan sebagai energi alternatif pengganti elpiji.


5.2 Saran

  1.  Penelitian dalam pembuatan biogas dari bahan sampah daun nangka perlu dikembangkan lebih lanjut. Biogas dapat juga dihasilkan dari sampah daun yang lainnya tidak hanya dari sampah daun nangka saja.
  2. Untuk seluruh masyarakat yang membudidayakan nangka, hendaknya terpacu untuk lebih memanfaatkan nangka dari setiap bagiannya.
  3. Dalam pembuatan biogas dengan bahan dasar daun nangka, perlu diperhatikan kembali bahwa dalam pembuatannya harus dilakukan secara optimal.
  4. Kepada seluruh masyarakat umumnya, dan pembaca khususnya, hendaknya lebih memanfaatkan barang-barang lebih optimal lagi dan agar lebih bermanfaat sehingga akan meliliki nilai jual yang tinggi.




DAFTAR PUSTAKA

  1.    Anonim. 2014. Sampah Organik, (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah_organik, di akses 12 Maret 2015).    
  2.  Anonim, Tanpa Tahun. 10 Buah Contoh Sampah Organik, (Online), (http://www.senyawaorganik.com/10-buah-contoh-sampah-organik/, di akses 12 Maret 2015).
  3.  Anonim. 2014. Nangka, (Online), (id.wikipedia.org/wiki/nangka, di akses 12 Maret 2015).
  4. Anonim. 2014. Biogas, (Online),  (http://id.wikipedia.org/wiki/Biogas#Referensi, di akses 12 Maret 2015)
  5. Hermawan, Beni. dkk. 2007. Pemanfaatan       Sampah Organik sebagai Sumber Biogas Untuk Mengatasi Krisis Energi Dalam Negeri. Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa. Universitas Lampung. Bandar Lampung, (Online), (http://www.chemistry.org/artikel_kimia/kimia_lingkungan/sampah_organik_sebagai_bahan_baku_biogas/, di akses 22 Maret 2015).
  6. Anonim. Tanpa Tahun. Sekilas Tentang Tanaman Nangka, (Online), (http://tipspetani.blogspot.com/2014/08/sekilas-tantang-tanaman-buah-nangka.html, di akses 22 Maret 2015)
  7. Imron Ali. 2011. Pemanfaatan Daun Nangka sebagai Bahan Dasar Tumisan
  8. Endarwati. 2006. Bakteri untuk Biogas, (Online), (http://endarwati-uny.blogspot.com/2006/08/bakteri-untuk-biogas.html, di akses 23 Maret 2015).
  9. Sari, Dewi Yuli Puspita. 2014. Kelebihan dan Kekurangan Biogas, (Online), (http://dewiyulipuspitasari09.blogspot.com/2014/04/teknik-pemanfaatan-biogas.html, di akses 23 Maret 2015).





BIODATA PESERTA 
                                                         
Nama Lengkap                        : Zubairi Ar Rasyid
Tempat tanggal lahir               : Surabaya, 19 April 1998
Jenis Kelamin                          : Laki - Laki
Kelas                                         :
Alamat lengkap sekolah       :
Jl. PLK. Gg. 1 Bogo Kidul, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri. Kode Pos 64155, Provinsi Jawa Timur. Telepon (0354) 528259
Alamat lengkap rumah         :
Jl. Anggrek Dusun Kedungmalang, Desa Kedungmalang, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri. Kode Pos 64153, Provinsi Jawa Timur. No. Handphone 087858591578
Nama Orang Tua                  :
1.      Ayah                            :
2.      Ibu                               :
Pendidikan Orang Tua         :
1.      Pendidikan Ayah         :
2.      Pendidikan Ibu            :
Motto                                      :
“Ketika tidak ada satupun jalan keluar untuk memecahkan suatu masalah, doa bisa mengubah segalanya”
 


Nah....itulah tips dan contoh dalam membuat karya tulis ilmiah yang baik dan benar, sekian dan sampai jumpa di lain kesempatan bye....bye

    • Share This:  
    •  Facebook
    •  Twitter
    •  Google+
    •  Stumble
    •  Digg
    Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke Facebook
    Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Pages

    • Page

    Mengenai Saya

    Unknown
    Lihat profil lengkapku

    Popular Posts

    • PENTINGNYA PENDIDIKAN UNTUK MASA DEPAN
    • MEMBUAT KARYA TULIS ILMIAH
    • ENERGI ALTERNATIF
    • CARA MENINGKATKAN IQ, EQ, DAN SQ DALAM DIRI KITA
    • PUISI UNTUK ORANG TUA
    • CARA BELAJAR YANG OPTIMAL DAN EFISIEN

    Blog Archive

    • ▼  2016 (5)
      • ▼  Oktober (5)
        • CARA MENINGKATKAN IQ, EQ, DAN SQ DALAM DIRI KITA
        • PUISI UNTUK ORANG TUA
        • PENTINGNYA PENDIDIKAN UNTUK MASA DEPAN
        • ENERGI ALTERNATIF
        • MEMBUAT KARYA TULIS ILMIAH
    • ►  2015 (1)
      • ►  Mei (1)

    Formulir Kontak

    Nama

    Email *

    Pesan *

    Diberdayakan oleh Blogger.

    Tentang Blog ini

    ''Blog ini hanya sekedar untuk membantu kepada pembaca yang kesulitan dalam mencari sebuah referensi tentang sesuatu hal''. Selamat Berkunjung.

    Copyright © Raden Mass Boss | Powered by Blogger
    Design by Hardeep Asrani | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Distributed By Gooyaabi Templates